Find Us On Social Media :

Gara-gara Wanita Bernama Ayu Intan, Dirinya Dicopot dari Jabatan Dandim 0736 Batang, Letkol Dwison Evianto Bukan Prajurit TNI Sembarangan, Pernah di Kesatuan Elit yang Ditakuti Saat Perang

Letkol Dwison Evianto

GridHot.ID - Pencopotan Letkol Diwson Evianto sebagai Dandim 0736 Batang ramai dibicarakan publik.

Lantas siapa sebenarnya Letkol Dwison Evianto?

Dilansir dari TribunJateng.com, Letkol Dwison Evianto merupakan putra asli Batang.

Dia lulus Akademi Militer (akmil) pada tahun 2000.Setelah lulus, Letkol Dwison Evianto masuk ke kesatuan Kopassus.

Baca Juga: Tiba-tiba Dicopot dari Jabatan Dandim 0736 Batang Gara-gara Isu yang Beredar, Ini Sosok Letkol TNI Dwison Evianto, Putra Daerah yang Dibela Mati-matian Tokoh MasyarakatBerikut biodata lengkap Letkol Dwison Evianto.

Nama : Dwison Evianto
Tempat,Tanggal Lahir : Batang, 15 Desember 1978‌
Agama : Islam
Status : Kawin
Istri : Zahra SZ
Anak : I
Hobi : Olahraga

Riwayat pendidikan:

SDN Kauman 7 Batang (lulus 1990), SMPN 3 Batang (1993), SMAN 1 Batang (1996), Akmil (2000), S1 Unkris (2017), S2 Unhan (2019).

Baca Juga: Disuruh Istri Ambil Popok ke Asrama Linud 501 Madiun, Seorang Prajurit TNI Malah Terbang ke Papua, Begini Kisahnya

Riwayat Jabatan:1. Pama Kopassus2. Danton 3/1/II Grup I Kopassus3. Danton 2/1/II Grup I Kopassus4. Danton 1/2/II Grup I Kopassus5. Danton 3/2/II Grup I Kopassus6. Dantim 1/2 Yonaksus7. Dantim 1/1 Yonaksus Sat 818. Pa Ops Sat 81 Kopassus9. Wadanden 1 Yonaksus10. Gumil Utama Intel Tim Gumil Rindam II/SWJ11. Kasi Rahlat Sebaglat Rindam II/SWJ12. Pabanda Kompers Sepaban – 1/Ren Spersad13. PS. Pabandya Binkar Spers Dam IV/MLW14. Pabandya Binkar Spers Dam IV/MLW15. Kasi Lembaga Kerma Multilateral Bit Kerma Internasional BNPT16. Kasi Pers Denma Mabesad17. Dandim 0736 Batang

Baca Juga: Tanpa Pikir Panjang Jadikan Tubuhnya Sebagai Tameng untuk Lindungi Prajurit TNI dari Keroyokan Anggota Klub Moge, Inilah Sosok Brigadir Muhammad Hafiz Besari, Polantas Pemberani yang Berhasil Amankan SituasiSosok Ayu IntanBeberapa perwakilan massa yang menggelar aksi karena tak terima Letkol Dwison Evianto dicopot secara mendadak dari jabatan Dandim 0736 Batang mengaitkan pencopotan jabatan itu karena laporan seorang wanita atas nama Ayu Intan Sholekha.Perwakilan massa menyebut laporan Intan ke Kodam IV Diponegoro mengada-ada dan belum terbukti kebenarannya.Diketahui, Intan mengunggah laporan terkait perbuatan tindak pidana penganiayaan dan penghinaan yang diduga dilakukan oleh Letkol Dwison Evianto selaku Dandim 0736 Batang pada Sabtu 5 September pukul 23.15 WIB di Makodim 0736 Batang.Laporan yang disampaikan ke Danpomdam IV Diponegoro tersebut diunggah pada 22 Oktober lalu.

Baca Juga: Oknum PNS Hingga Mantan Parajurit TNI Jadi Perantara, Bripka MJH Sudah 7 Kali Pasok Senjata ke KKB Papua, Sekali Transaksi Bisa Kantongi Rp 30 Juta

Selain laporan, beberapa video juga pernah diunggah oleh Intan.Dua video dengan durasi sekitar 20 detik yang ia unggah di akun Instagram pada 28 dan 29 September lalu memperlihatkan perdebatan antara Intan dengan Letkol Dwison dan sejumlah anggota TNI berseragam.Tak hanya laporan dan video yang diunggah oleh Intan, ia juga pernah mengunggah foto memar di sejumlah bagian tubuhnya pada 11 September.Berkaitan dengan hal itu, Casrameko, tokoh masyarakat Desa Klidang Lor, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, yang ikut dalam aksi penolakan pencopatan Dandim 0736, menjelaskan sangat mengenal sosok Intan."Saya tahu Intan itu siapa, dia juga tetangga saya di Klidang Lor. Sejak kecil saya juga tahu dia. Jadi dalam permasalahan ini kami tahu siapa yang salah. Kami juga kenal Letkol Dwison yang merupakan putra daerah berprestasi tidak mungkin melakukan perbuatan tersebut," tuturnya, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Identitas Pengasuh Kiano Tiger Wong Terbongkar, Echi Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Putri Perwira TNI yang Disebut Mirip Tatjana SaphiraDilanjutkannya, ada dalang dan pihak yang mempengaruhi untuk menjatuhkan Letkol Dwison."Kami akan kawal hal ini dan kami berharap Letkol Dwison bisa menjadi Dandim 0736 Batang sampai dua tahun," jelasnya.Pantuan Tribunjateng.com, beberapa postingan di akun media sosial Intan bercerita terkait tindak penganiayaan yang ia alami.Penganiayaan itu terjadi usai ia pulang dari salah satu tempat hiburan dan kafe yang ada di Kota Pekalongan.Dalam perjalanan pulang, kendaraannya menyerempet mobil yang ditumpangi Letkol Dwison.Kejadian itu terjadi pada 5 September sekitar pukul 23.00 WIB di jalan Raya Pantura Batang.

Baca Juga: Lihat Keyakinan dari Prajurit TNI yang Melamarnya dengan Nyatakan Jumlah Bayaran, Pilot Cantik Ini Tak Pedulikan Pangkat dan Gaji: Derajat Tiap Manusia Sama

Intan juga menyebutkan seusai kejadian ia sempat menawarkan klaim asuransi namun pihak Letkol Dwison tidak menghiraukan dan berlanjut adu mulut.Intan menuliskan sempat diminta untuk ikut ke Makodim 0736 Batang untuk menyelesaikan permasalahan namun menolak.Karena dia berpikir seharusnya ke Unit Laka Polres Batang.Setelah adu mulut, dia menyatakan mengalami penganiayaan.Telepon genggamnya dirampas serta dituduh mabuk seusai minum minuman beralkohol di tempat hiburan.Dalam akun itu, dia mengaku sempat minum minuman beralkohol jenis soju namun tak sampai mabuk.Intan yang melaporkan Letkol Dwison atas tindak penganiayaan saat dikonfirmasi Tribunjateng.com melalui sambungan telepon menegaskan akan terus menempuh jalur hukum.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Pasukan Paling Mematikan di Dunia, Kopaska TNI AL Pernah Punya Torpedo Manusia Sebagai Senjata Bunuh Diri Pamungkas di Medan Perang, Operasi Trikora Jadi Saksinya"Tidak bisa kalau kekeluargaan, karena martabat saya sudah diinjak-injak. Bahkan saya dituduh sebagai wanita penghibur, ini kan pencemaran nama baik juga," ucapnya, Kamis (5/11/2020).Intan mengaku tak ada pihak yang mendalangi laporan atas insiden yang dialaminya ke Kodam IV Diponegoro."Saya tegaskan tidak ada dalang dalam laporan saya. Coba pikir siapa yang terima kalau dianiaya. Untuk itu saya melapor ke Kodam IV Diponegoro," paparnya.Menurutnya, pihak Kodim 0736 Batang juga tidak pernah datang dan meminta maaf atas penganiayaan yang dialami ke dirinya."Kata siapa kasus ini selesai, sampai sekarang juga masih berlanjut. Mereka juga tidak pernah meminta maaf kepada saya," tandasnya.Menurut Intan, jika pun dalam waktu dekat Kodim 0736 Batang atau Letkol Dwison datang untuk menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan, ia menegaskan tidak akan mau.

Baca Juga: Mampu Melihat dalam Gelap, Anggota Kopassus Nyatanya Sudah Dibekali Ilmu Tertinggi dari Merpati Putih Sejak di Pelatihan, Amerika Serikat Sampai Melongo Saat Melihat Kemampuan Mereka Sebenarnya

"Sudah terlambat kalau sekarang. Kenapa tidak seusai kejadian saja mengaku kalau salah," imbuhnya.Ditambahkannya, terkait penyelesaian permasalahan ia akan mengikuti proses hukum yang berlaku."Sebentar lagi akan ada sidang, nanti saya beri tahu jadwalnya. Terkait masalah ini, saya juga sudah komunikasi dengan link saya, baik Komnas HAM, Gubernur Jateng, bahkan jajaran petinggi Mabes TNI, semua menanggapinya dan mendukung saya," tandas dia.Ia menerangkan apa yang disampaikan di media sosialnya merupakan kebenaran dan dialaminya."Sudah saya jelaskan detail di Instagram saya," tegasnya. Danrem Ikut TurunAdanya unjuk rasa pencopotan Letkol Dwison Evianto sebagai Dandim 0736 Batang direspon Danrem 71 Wijayakusuma Kolonel Inf Dwi Lagan Safrudin.

Baca Juga: Anggotanya Tetap Dilaporkan Meski Permintaan Maaf Telah Terucap, Mantan Pangkostrad Ketua Rombongan Moge Aniaya TNI di Bukit Tinggi: Persoalan Kecil Bisa Jadi BesarBahkan Kolonel Inf Dwi Lagan Safrudin sampai turun ke Makodim untuk menemui Letkol Dwison Evianto dan pengunjuk rasa.Massa yang tak menghendaki Dandim Batang Letkol Dwison Evianto dicopot dari jabatannya kembali menggeruduk Makodim 0736, Kamis (5/11/2020).Mereka memadati pintu masuk Kodim 0736 Batang sedari pagi sekitar pukul 09.00 WIB, kemudian masuk ke halaman dua jam kemudian.Dalam kesempatan tersebut, Danrem 071 Wijayakusuma Kolonel Inf Dwi Lagan Safrudin juga menemui Letkol Dwison.Kemudian keduanya menggelar audensi bersama perwakilan massa di ruang Dandim Batang.Tak lama berselang Kolonel Inf Dwi Lagan meninggalkan Makodim.Kolonel Dwi Lagan tak memberikan komentar usai pertemuan tersebut.

Baca Juga: Bongkar-bongkar CCTV, Polisi Sebut Ada 2 Tersangka Baru dalam Kasus Pengeroyokan Anggota TNI Oleh Anggota Moge, Ini Kata Kapolres Bukittinggi

Sekitar tengah hari, perwakilan massa selesai melakukan audensi dengan Letkol Dwison.Menurut Dedeyora, perwakilan massa, aksi yang digelar ini merupakan aksi lanjutan sehari sebelumnya.Aspirasi yang disuarakan menurutnya masih sama, yaitu tak terima Letkol Dwison sebagai putra daerah dicopot dari jabatan Dandim 0736 secara mendadak."Hari ini kami datang ke Makodim, tujuan kami masih sama seperti aksi kemarin," paparnya.Dia menjelaskan massa juga akan membuat petisi yang akan dikirim ke Mabes TNI."Kami akan membuat petisi yang akan ditandatangani masyarakat Batang. Isinya tentang keberatan masyarakat Batang mengenai pencopatan jabatan Dandim," paparnya.Menurutnya, peserta unjuk rasa menggalang tanda tangan terkait keberatan pencopatan jabatan Dandim karena warga Batang mengenal baik Letkol Dwison.

Baca Juga: Sempat Dipandang Remeh Tetangga, Putri Tukang Ojek Buktikan Diri Mampu Jadi Parjurit TNI, Istri KSAD Andika Perkasa Terharu Melihatnya, Hetty: Saya Lihat dari Matanya Desi Akan Berprestasi"Harapan kami Letkol Dwison tetap di Batang, kami minta ada keadilan yang jelas untuk Letkol Dwison. Karena kami kenal Letkol Dwison dan kami tahu dia orang baik," paparnya.Bramantyo perwakilan lain menerangkan, aspirasi massa sudah disampaikan ke Letkol Dwison dan Danrem 071 secara langsung."Danrem 071 juga menerima aspirasi kami secara baik. Tindak lanjutnya kami akan membuat surat yang akan ditandatangani seluruh elemen masyarakat Batangdan akan kami kirim ke Mabes TNI," katanya di hadapan massa.Ia menuturkan, langkah tersebut menjadi langkah terbaik.Harapannya Mabes TNI akan menunjuk tim untuk mengusut alasan pencopotan jabatan Dandim secara mendadak."Butuh waktu dan proses namun jalan ini jadi satu-satunya langkah yang bisa kami tempuh untuk mendukung dan mempertahankan Letkol Dwison di Batang," tandasnya.

Baca Juga: Tak Pernah Menyerah Meski Terkendala Biaya untuk Sekolah, Seorang Kuli Bangunan Asal Papua Akhirnya Jadi Anak Buah KSAD Andika Perkasa, Punya Pangkat Letjen, Ini Sosoknya

Menurut massa, kasus tersebut berawal dari isu tindak kekerasaan yang dilakukan Letkol Dwison.Meski demikian hal tersebut tidak terbukti namun isu itu kini mencuat kembali.Berdasarkan hal itu, massa yang menggelar aksi menduga ada pihak yang sengaja menghembuskan hal tersebut dan berdampak pada jabatan Dandim.Berkaitan dengan hal itu sejumlah perwakilan massa bersuara bahwasanya ada pihak yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan Letkol Dwison.Siap melaksanakanSehari sebelumnya, Letkol Dwison menyampaikan secara lapang dada keputusan pencopotan jabatannya tersebut.

Baca Juga: Viral 2 Anggota TNI Dikeroyok Rombongan Moge Asal Bandung yang Lagi Touring, Warga Sampai Turun Tangan Lerai Keduanya, Polisi Ungkap KronologinyaSaat dikonfirmasi, ia menjelaskan sangat berterima kasih kepada masyarakat Batang atas dukungannya."Namun Surat Keputusan (Sukep) yang telah dikeluarkan menjadi perintah, dan sebagai prajurit saya wajib melaksanakan, serta tidak bisa menawar lagi," paparnya, Rabu (4/11/2020).Dilanjutkannya, dia akan mematuhi prosedur sesuai arahan dari pimpinan yang disampaikan lewat Sukep."Jika masyarakat Batang ada yang ingin menyampaikan aspirasi, bisa menyampaikan secara langsung ke atasan kami," jelasnya.Letkol Dwison juga menjelaskan, kabar terkait pencemaran nama baiknya sudah dilaporkan ke pihak berwajib."Kami sudah melaporkan hal itu, nantinya menunggu tindak lanjut dari pihak berwajib," tambahnya. (bud)Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "Biodata Letkol TNI Dwison Dicopot Sebagai Dandim 0736 Batang, Lulusan Akmil dan Dari Grup Kopassus"(*)