Find Us On Social Media :

Syarat Ambil Bantuan Pakai KK, Warga Korban Gempa Mamuju Layangkan Protes ke Dinas Sosial: Gimana Saya Menunjukkan, Rumah Saya Saja Hancur!

Posko penerimaan bantuan bencana gempa Sulbar yang dipusatkan di Kantor BPBD Barru.

Gridhot.ID - Sejumlah video yang memperlihatkan warga yang diduga sebagai korban gempa Sulawesi Barat mengadang mobil bantuan logistik sempat viral.

Polda Sulawesi Barat pun memperketat pengamanan di perbatasan Kabupaten Majene yang masuk ke Kabupaten Mamuju, menyusul adanya informasi penjarahan bantuan logistik.

"Diperketat dan setiap hari ada pengaman untuk wilayah perbatasan di Majene dan Mamuju. Personel ditempatkan di Pos Malunda," ujar Kepala Bidang Humas Polda Sulbar AKBP Syamsu Ridwan saat dikonfirmasi Antara di Makassar, Minggu (17/1/2021).

Baca Juga: Video Penjarahan Bantuan Gempa Bumi Sulawesi Barat Viral di Media Sosial, Polda Sulbar: Diharap Semua Bantuan Dikoordinasikan dengan Posko Agar Dikawal Kepolisian dan TNI

Menyinggung soal penjarahan bantuan logistik, ia mengatakan bahwa hal itu terjadi karena masyarakat sekitar khawatir tidak mendapat bantuan logistik.

"Saat ini kami fokus pada pengawalan dan pengamanan jalur distribusi bantuan sehingga bisa sampai ke kota Mamuju," katanya.

Menteri Sosial Tri Rismaharini juga tak mau aksi warga korban gempa Sulbar berebut bantuan logistik disebut sebagai penjarahan. 

"Sekali lagi itu bukan penjarahan, jangan dianggap penjarahan. Mereka kelaparan," kata Risma, sapaan akrabnya, Sabtu (16/1/2021) dikutip dari Kompas.com.

Risma pun mengakui adanya keterlambatan pengiriman logistik karena terkendala mencapai lokasi gempa.

Ia menyebut, keterlambatan pengiriman logistik disebabkan jalur yang terputus akibat material longsor.

Baca Juga: Viral Korban Gempa Mamuju Meminta Pertolongan di Facebook, Satu Keluarga Terjebak dalam Rumah, Status FB Jadi Satu-satunya Cara Kabari Dunia Luar: Kami Terjebak Tertindih di Dalam!

"Jadi yang seharusnya 9 jam harus nambah 6 jam lagi karena harus memutar. Semoga hari ini material longsor di jalur itu bisa dibersihkan," jelas dia.

Sementara sejumlah warga Mamuju, Sulawesi Barat melakukan protes kepada Dinas Sosial saat ingin mengambil bantuan gempa.

Mereka mengaku pihak pemerintah meminta mereka menunjukkan kartu keluarga saat mengambil bantuan di kantor Dinsos.

Menurut warga, syarat tersebut menyulitkan karena KK mereka ikut tertimbun rumah mereka yang hancur.

"Gimana saya menunjukkan KK, rumah saya saja hancur, saya saja keluar cuma pakai sarung," ujar Baharudin, salah seorang warga melansir dari Kompas TV.

Sementara itu ketika dikonfirmasi kepada pihak dinsos, mereka menyatakan syarat KK tidaklah mutlak.

Baca Juga: Dekap Erat Istri dan 3 Anaknya Saat Gempa Bumi, Seorang Anggota TNI Relakan Tubuhnya Jadi Perisai Reruntuhan Bangunan, Begini Kisah Heroiknya

Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Mamuju, Muzakkir menyatakan, pihaknya meminta warga mengambil bantuan secara terkoordinasi.

"Kami akan memberikan secara berkelompok. Jadi di mana tempat pengungsiannya, di mana poskonya, itu mendata anggota masyarakatnya baru kami berikan bantuan," ujar Muzakkir.

Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.

Banyak bangunan maupun gedung-gedung roboh karena kuatnya guncangan tersebut.

Data versi BPNB, korban jiwa akibat gempa di Sulawesi Barat hingga Minggu (17/1/2021) terdata sebanyak 56 orang.

Dari angka di atas, 47 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan 9 orang di Kabupaten Majene.

Baca Juga: Waspada! Hampir Sama dengan Insiden di Palu, BMKG Prediksi Gempa Susulan di Sulawesi Barat Bisa Picu Tsunami, Segini Perkiraan Kekuatannya

Sedangkan untuk korban luka-luka di Kabupaten Majene ada sebanyak 826 orang.

Dengan rincian antara lain 12 orang luka berat, 200 orang luka sedang, dan 425 orang luka ringan.

Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat 189 orang mengalami luka berat atau rawat inap.

(*)