Find Us On Social Media :

Merasa Didustakan Negaranya Sendiri, Mantan Tentara Israel Ini Ngaku Menyesal 'Siksa' Orang-orang Palestina: Pekerjaanku Sama Seperti Menjadi Teroris

Erin Efrat, mantan tentara Israel yang merasa didustai

Gridhot.ID - Irael dan Palestina makin gencar saling balas serangan.

Dilansir Gridhot.ID dari Kompas.com, baru beberapa saat menyepakati gencatan senjata, kedua negara ini kembali saling bentrok.

Namun, dibalik konflik ini ternyata banyak pengakuan mengejutkan dari anggota militer yang berperang.

Baca Juga: Kebrutalannya Tercermin dari Misi Rahasianya, Israel Diam-diam Suntikkan Larutan Khusus Ini ke Dinding Masjid Al Aqsa, Pelan-pelan Gerogoti Bebatuan dan Pilar Tanpa Berbekas

Dilansir dari Tribunsolo, salah satunya pengakuan mantan tentara Israel yang menyebut dirinya merasa didustakan.

Mantan tentara Israel ini menyesali perbuatannya terhadap warga Palestina.

Bahkan ia tak ragu membongkar fakta dan misi utama yang dilakukan tentara Israel.

Ia adalah Eran Efrati, warga Israel yang pernah mengabdi sebagai tentara Israel.

Baca Juga: Arya Saloka Tetap Pakai Cincin Kawin Aldebaran Saat di Rumah Hingga Jadi Bahan Nyinyiran Netizen, Putri Anne Langsung Skak Mat: Daripada Ketinggalan Mending Dipakai Mbak

Awalnya, Ia mengaku ragu atas apa yang dinikmatinya dari kekuasaan untuk mengendalikan warga Palestina.

Di saat yang bersamaan ia tak mengerti anak-anak Palestina yang tampak takut saat melihatnya.

Eran juga tak mengerti kenapa anak-anak Palestina menjauh darinya ketika ia pergi ke jalan.

Eran mengaku, sebelum menjadi tentara Israel dirinya adalah seorang pendidik (pengajar).

Ia juga mengaku menyukai anak-anak.

Demikian, ia merasa bingung mengapa anak-anak Palestina yang ditemuinya ketakutan.

Baca Juga: 5 Tahun Dampingi Alvin Faiz dari Umur 17 Tahun, Larissa Chou Akhirnya Buka Suara Soal Gugatan Cerainya ke Putra Ustaz Arifin Ilham: Tidak Ada Manusia dan Cerita yang Sempurna

Setelah disadari, Eran mengaku melihat banyak perspektif terhadap dirinya sendiri.

Akhirnya ia sadar dari atribut dan semua perlengkapan perang yang menempel di pakaiannya.

“I realized after seeing a lot of perspective that they looked at me, there were boots, army uniforms, helmets, 6 bags of ammunition, 2 grenades in my hand,”

“But I didn't realize it at the time and I really didn't understand it.” ujar Eran Efrati.

Baca Juga: Cicilan Rumahnya Sebesar Rp 250 Juta Per Bulan, Iis Dahlia Sampai Jualan Pempek Demi Lunasi Utang-utangnya yang Menggunung: Gue dari Dulu Punya Utang

Kendati begitu, dari sana Eran segera menyadari bahwa pekerjaannya bukan untuk melindungi siapa pun.

Eran merasa pekerjaan yang harus ia ikuti bertolak belakang dengan hati nuraninya.

Ia juga sadar dan terketuk hatinya untuk mengkritisi penjajahan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.

Bahkan dalam wawancara tersebut, mantan tentara Israel itu kini membeberkan fakta dan misi utama tentara Israel tersebut.

Setelah menyadari ada sesuatu yang salah pada dirinya, ia menyadari pekerjaannya untuk mempertahankan Sistem Apartheid.

Sistem Apartheid merupakan sistem yang diadopsi Israel selama ini untuk melemahkan Palestina.

Baca Juga: Dana Rp 128 Juta Miliknya Raib dari Tabungan, Nasabah Bank Mandiri Ini Gigit Jari Uangnya Tak Bakal Kembali, Begini Kronologi Lengkapnya

Apartheid adalah Sistem pemisahan ras yang pernah diterapkan oleh pemerintah kulit putih Afrika Selatan pada tahun 1948-1990.

Ciri dari Sistem Apartheid adalah melakukan tindakan represi terhadap penduduk kulit hitam dengan tujuan untuk memberikan keuntungan sebesar-besarnya pada kelompok minoritas kulit putih.

Eran menjelaskan bagaimana Sistem Apartheid dilaksanakan lewat pekerjaannya.

Saat menjadi tentara Israel ia mengetahui ada hak-hak yang dimiliki baik pemukim Yahudi maupun penduduk Palestina.

Baca Juga: Pernikahan 20 Harinya Terbongkar Sudah, Ternyata Ayu Ting Ting Tak Pernah Tatap Muka dengan Ayah Enji Baskoro: Cuma Lewat Telepon Saja

Ia bahkan mengaku paham dirinya tak boleh menindak pemukim Yahudi jika mereka menyerang penduduk Palestina.

Namun, hal yang terbaik yang bisa dilakukan saat itu menelepon kantor polisi lokal untuk datang menanganinya.

Ia menjelaskan pemukim Yahudi yang tinggal di Hebron memiliki hak yang dengan orang-orang yang tinggal di Yerusalem.

Tetapi, penduduk Palestina yang tinggal dekat dengan mereka, rumah, bangunan atau apartemen hidup di bawah kendali dan pengawasan dirinya.

Kemudian Eran mengaku, saat itu dirinya juga bisa melakukan apapun yang diinginkan.

Baik itu mengambil alih rumhanya atau dijadikan basis militer sementara.

Baca Juga: Awalnya Tak Dilepas, Penjual Mobil Ini Mendadak Berubah Pikiran Saat Tau Pembelinya Arya Saloka, Mas Al: Ya Sudah Dikasih

Dengan kewenangannya saat itu ia bisa memutuskan untuk menangkap pemilik rumah (warga Palestina) hingga mengikatnya di pagar rumah basis militer.

Eran juga menjelaskan bagaimana diskriminasi perlakuan tentara Israel terhadap pemukim Yahudi dan penduduk Palestina.

Jika mendapatkan perintah, ia bisa saja menghancurkan rumah yang ia rebut tersebut.

Kemudian, tentara Israel juga mencegah penduduk Palestina keluar di jalan yang dikhususkan bagi pemukim Yahudi.

Baca Juga: Tak Kalah Ganteng dari AL, El, Dul, Inilah Sosok Anak Bujang Mulan Jameela yang Sekarang Beranjak Dewasa, Mukanya Bikin Adem

Penduduk Palestina harus melewati jendela menuju halaman lalu menuju sisi lain di Kota Hebron.

Demikian, melihat kenyataan diskrimanasi tersebut, Eran akhirnya menyadari dan memahami situasinya.

Ia mengaku setelah menyadari hal itu ia merasa didustakan sejak menjadi tentara Israel.

“I then realized and understood that someone had lied to me along the way,” ujar mantan tentara Israel tersebut.

Dari pekerjaan menjadi tentara pengaman, ia merasa tak melindungi siapapun.

Ia juga merasa tidak membantu siapapun atau merasa lebih aman.

Baca Juga: Suaminya Mendadak Menjelma Jadi Idola Baru Tanah Air, Putri Anne Curhat Pilu Ngaku Dijulidin Emak-emak, Istri Arya Saloka Beri Balasan Menohok: Kok Gue Gak Ada Waktu Ya?

Pada kenyataannya, saat itu ia justru merasa dirinya adalah seorang teroris untuk orang lain.

“I feel like I've been terrorizing people,” ungkapnya.

Eran mengungkapkan saat menjadi tentara Israel ia merasa batasan antara kebaikan dan keburukan yang dipelajari saat anak-anak untuk menjadi sisi baik saat itu telah hancur.

Eran menyadari pekerjaan sebagai tentara Israel tak lain merupakan menjadi teroris.

Baca Juga: Rumah Tangganya dengan Ahmad Dhani Selalu Terlihat Adem Ayem, Siapa Sangka Ternyata Mulan Jameela Sempat Dibuat Tertekan Gara-gara Hal Ini: Minta Sama Allah Memudahkan Jalan Kita

Dengan pekerjaan itu ia menakut-nakuti orang lain agar mereka tidak berpikir untuk melawan para pemukim atau tentara Israel.

Eran mengungkapkan itulah misi utama tentara Israel.

Tentara Israel memastikan rasa takut pada hati-hati penduduk Palestina terus tertanam.

Demikian, pengakuan mantan tentara Israel ini diungkapkan dalam wawancara yang diunggah di Cordova Media pada 2018 lalu.

Wawancara pengakuan mantan tentara Israel, Eran Efrati ini kembali mengemuka seiring dengan memanasnya kembali konflik Israel dan Palestina sejak akhir Ramadan tahun ini.

Israel dan Hamas Palestina saling serang setelah konflik persidangan penduduk Palestina di Sheikh Jarrah berada di Mahkamah Agung Israel.

Baca Juga: Suaminya Mendadak Menjelma Jadi Idola Baru Tanah Air, Putri Anne Curhat Pilu Ngaku Dijulidin Emak-emak, Istri Arya Saloka Beri Balasan Menohok: Kok Gue Gak Ada Waktu Ya?

Dalam konflik tersebut, warga Sheikh Jarrah harus terusir dari rumahnya karena pemukim yahudi dan agresi militer Israel.

Kemudian warga Sheikh Jarrah melakukan aksi solidaritas berharap menunda putusan dari sengketa tanah pemukiman di Yerusalem Timur tersebut.

Naas, tragedi itu memuncak ketika polisi Israel yang mereka sebut IOF (Israeli Occupation Forces) mulai menyerang warga Palestina di komplek Masjid Al Aqsa di akhir bulan Ramadan.

Para polisi Israel bahkan melakukan aksi serangan tersebut saat warga Palestina sedang melaksanakan ibadah salat tarawih.

Baca Juga: Rumah Tangganya dengan Ahmad Dhani Selalu Terlihat Adem Ayem, Siapa Sangka Ternyata Mulan Jameela Sempat Dibuat Tertekan Gara-gara Hal Ini: Minta Sama Allah Memudahkan Jalan Kita

Singkat cerita, sejak saat itu bentrok antara polisi Israel dan warga Palestina tak terhindarkan hingga berakhir saling serang melayangkan rudal.

Militer Israel kembali melakukan serangan udara rudal Israel ke jalur Gaza.

Begitu juga dengan Hamas Palestina yang berusaha mengimbangi serangan tersebut.

Hingga akhirnya, pada Kamis 20 Mei 2021 kemarin, Israel dan Hamas Palestina telah sepakat melakukan gencatan senjata.

Sayangnya, baru sehari gencatan senjata berlangsung ketegangan kembali terjadi.

Hal ini disebabkan aksi polisi Israel kembali menyerang warga Palestina di Masjid Al Aqsa.

Setelah warga Palestina menyelesaikan salat Jumat, mereka diserang polisi Israel.

Baca Juga: Sama-sama Pernah Duduki Singgasana di Hati Ariel NOAH, Luna Maya dan Sophia Latjuba Kompak Kuliti Aib Boriel: Kesal Banget Ya

Dilansir dari dailymail.co.uk, bahkan polisi Israel menembakkan gas air mata dan peluru baja berlapis karet.

Sebagai balasan, orang-orang Palestina kembali menggelar aksi protes dan melemparkan batu.

Akibat insiden tersebut, sejumlah orang mengalami luka, tapi Bulan Sabit Merah Palestina belum merilis angka berapa banyak orang yang terluka.(*)