Find Us On Social Media :

Hot News! Taliban Mulai Longgarkan Hukum Perempuan, Izinkan Mahasiswi Afganistan Kembali Berkuliah dengan Syarat dan Aturan Mengejutkan

People standing on a vehicle hold Taliban flags as people gather near the Friendship Gate crossing point in the Pakistan-Afghanistan border town of Chaman, Pakistan July 14, 2021. Picture taken July 14, 2021. REUTERS/Abdul Khaliq Achakzai

Gridhot.ID - Kondisi Afganistan semakin memanas usai diduduki kelompok Taliban.

Ancaman dan peringatan ditebar Taliban kepada rakyat Afganistan.

Taliban menjanjikan mereka akan berperilaku berbeda secara positif terhadap warga Afghanistan kali ini.

Baca Juga: Baru Hitungan Bulan Jabat Asintel KSAD, Ini Sosok Mayjen TNI Bambang Ismawan yang Dilantik Jenderal Andika Perkasa Jadi Pangdam XVI/Pattimura, Punya Profil Mentereng di Dunia Militer

Janji-janji Taliban ini diumumkan untuk meyakinkan warga yang ketakutan, karena reputasi masa lalu mereka sehingga hanya yang sedikit mempercayainya.

Dilansir dari Intisari-Online, Juru bicara Zabihullah Mujahid pada Selasa (17/8/2021) mengatakan, janji Taliban yang pertama adalah menghormati hak-hak perempuan, sehingga boleh bekerja dan belajar.

Namun, ia menekankan, hak-hak perempuan Afghanistan akan ditentukan oleh hukum versi Taliban. Taliban mengizinkan perempuan di Afghanistan untuk melanjutkan studinya di universitas, termasuk di tingkat pascasarjana.

Baca Juga: Chat WA Bocor ke Publik, Nindy Ayunda Diduga Dimaki Anak Askara Hingga Diacungkan Jari Tengah, Alasannya Bikin Nyesek

Tetapi, ruang kelas akan dipisahkan berdasarkan gender dan perempuan diwajibkan memakai pakaian “Islami” versi Taliban.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Pendidikan Tinggi Afghanistan Abdul Baqi Haqqani di bawah pemerintahan baru yang dibentuk oleh Taliban.

Haqqani memaparkan kebijakan terbaru tersebut dalam konferensi pers pada Minggu (12/9/2021) sebagaimana dilansir Associated Press.

Baca Juga: Satir! Niatnya Bela KPI di Tengah Hujatan Masyarakat, Bitang Emon: Prestasi Karang Karuna Jatibening, Ada. KPI? Nol

Sejak Taliban menduduki Kabul pada 15 Agustus, komunitas internasional menerka-nerka kebijakan apa yang bakal mereka terapkan, termasuk pemenuhan hak-hak perempuan.

Pasalnya, ketika Taliban berkuasa di Afghanistan pada 1996 hingga 2001, anak perempuan dan wanita tidak diperkenankan mengenyam pendidikan.

Selain itu, Taliban juga melarang keras musik dan seni selama periode kekuasannya tersebut.

Kini, setelah kembali merebut kekasaan di Afghanistan, Taliban menyatakan bahwa mereka telah berubah, termasuk sikap mereka terhadap perempuan.

Baca Juga: Keluarga KD Laporkan Balik Ayah Rozak dan Umi Kalsum, Kuasa Hukum Ayu Ting Ting Ngaku Tak Mungkin Ada Ancaman dan Intimidasi, Kehadiran Sosok Ini Jadi Acuannya

Namun beberapa hari terakhir, kelompok tersebut memakai kekerasan dalam menanggapi pengunjuk rasa perempuan yang menuntut persamaan hak.

Haqqani mengatakan, Taliban tidak akan kembali ke 20 tahun lalu. “Kami akan mulai membangun apa yang ada hari ini,” katanya.

Haqqani menuturkan, perempuan yang melanjutkan studinya ke jenjang perguruan tinggi diwajibkan memakai hijab.

Baca Juga: Fakta Hubungan Ririn Dwi Ariyanti dan Jonathan Frizzy, Ijonk Panggil Istri Aldi Bragi dengan Sebutan 'Miss Baper Indonesia', Ini Maksud di Baliknya

Tidak jelas apakah penutup wajah juga wajib dipakai.

Dia menambahkan, pemisahan ruang kelas berdasarkan gender juga akan diterapkan.

“Kami tidak akan mengizinkan anak laki-laki dan perempuan untuk belajar bersama. Kami tidak akan mengizinkan mereka bersama (dalam satu kelas),” sambung Haqqani.

Haqqani mengatakan mata pelajaran yang diajarkan di universitas juga akan ditinjau tetapi tidak merinci sejauh mana tinjauan yang dimaksud.(*)

Baca Juga: Setoran Laporan Balik Terduga Pelaku Pelecehan Seksual KPI Ditolak Polisi, Berikut Tanggapan Kombes Yusri Yunus