Find Us On Social Media :

Miris Bayangkan Anaknya Merintih Kesakitan Tak Diberi Pertolongan, Orang Tua Handi dan Salsa Murka Kolonel Priyanto Tega Buang Anaknya Hidup-hidup: Dihukum Mati Juga Anak Saya Tidak Akan Kembali

Etes Hidayatulloh, ayah dari Handi Saputra (baju hitam) dan Jajang, ayah dari Salsabila (batik) saat dihadirkan dalam sidang di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta, Selasa (15/3/2022)

Bahkan tampak menahan sakit meski tidak berucap apapun.

Hasil autopsi tim dokter RSUD Margono yang melakukan pemeriksaan pun menyatakan bahwa Handi dalam keadaan masih hidup saat dibuang ke Sungai Serayu, Jawa Tengah.

"Kok tega melihat orang kesakitan dalam mobil. Merintih, kok tega. Enggak ada rasa ibanya untuk dibawa ke Rumah Sakit," ujar Etes di hadapan Majelis Hakim Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta.

Dia mengatakan sebagai orangtua hatinya hingga kini masih merasa sakit atas petaka yang menimpa sang anak atas perbuatan didalangi oknum anggota perwira TNI AD itu.

Etes menyampaikan bila kasus anaknya murni kecelakaan lalu lintas yang tidak disengaja dia masih bisa menerima kejadian, bahkan mungkin bersedia masalah diselesaikan kekeluargaan.

"Kalau kecelakaan lalu lintas saya menerima. Dengan cara kekeluargaan, bagaimana baiknya. Mungkin kalau anak saya dibawa ke Puskesmas masih bisa hidup," tutur Etes.

Surjadi kemudian menanyakan apa hukuman yang diinginkan kepada Priyanto yang didakwa melakukan pembunuhan berencana, penculikan, hingga menghilangkan mayat.

Baca Juga: Ingat Kasus Sejoli Handi-Salsa yang Jasadnya Dibuang 3 Anggota TNI di Sungai Serayu? 2 Kopral Sempat Ngemis Minta Bawa Korban ke Puskesmas, Kolonel Priyanto: Kamu Gak Usah Cengeng

Tapi Etes menyatakan tidak menuntut hukuman tertentu dan menyerahkan seluruh proses hukum kepada Majelis Hakim Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta yang menangani perkara.

"Kalau dihukum mati juga anak saya juga tidak akan kembali. Kalau kecelakaan lalu lintas biasa. Tapi ini ditabrak, dibuang," lanjut dia.

Jajang, ayah Salsabila (14) yang dihadirkan Oditurat Militer Tinggi II Jakarta sebagai saksi dalam sidang juga menyampaikan hal serupa saat ditanya Surjadi bagaimana perasaannya.

Jajang menjawab tindakan membuang putrinya ke Sungai Serayu, Jawa Tengah yang mengakibatkan jasad putrinya ditemukan dalam keadaan mengenaskan tidak bisa diterima.