Find Us On Social Media :

Embun Beku Serang Distrik Kuyawage Tewaskan 4 Warga, Terisolasi Pegunungan Hingga Rawan KKB Papua Buat Pemerintah Sulit Kirim Bantuan, Aparat TNI-Polri Tak Bisa Sembarangan Injakkan Kaki di Sana

Warga sekitar tak bisa menimbun makanan akibat Embun Beku merusak panen mereka

Gridhot.ID - Embun Beku kini sedang menyerang distrik yang berdekatan dengan wilayah kekuasaan KKB Papua.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, wilayah tersebut adalah Kuyawage Papua.

Embun Beku sendiri terjadi pertama kali pada 1998.

Beberapa orang meninggal dunia akibat kelaparan karena tanaman mereka tak bisa hidup di tengah fenomena alam ekstrem tersebut.

Embun Beku membuat sebuah daerah menjadi kering kerontang.

Embun luar biasa dingin akan turun mulai pukul 2 pagi namun di siang harinya tiba-tiba panas terik.

Hal inilah yang membuat tanaman menjadi rusak parah.

Dikutip Gridhot dari Antara News dan POS Kupang, Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua sedang dilanda rawan pangan sebagai dampak dari fenomena alam embun beku yang melanda daerah tersebut sejak Juni 2022.

Dampak lanjutannya, empat orang dinyatakan meninggal dunia, termasuk dua anak-anak, dari 548 total kepala keluarga yang terdampak fenomena alam embun beku tersebut.

Baca Juga: Muak dengan Kelakuan Razman Nasution yang Dituding Lecehkan Aspri, Denise Chariesta Sindir Sang Pengacara hingga Ingatkan Soal Ini: Kok Bisa Pelecehan Verbal di Depan Umum Gini

Tidak ada masyarakat yang mengungsi, sedangkan Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya sudah memberikan bantuan ke warga.

Kepala BPBD Papua Wiliam Manderi di Jayapura, Rabu 3 Agustus 2022, mengatakan telah mengirim tim berjumlah dua orang ke Distrik Kuyawage. Mereka berangkat melalui Wamena lalu ke Tiom dan bersama BPBD Kabupaten Lanny Jaya kemudian ke Kuyawage.

"Kami masih menunggu hasil laporan staf yang ke Kuyawage untuk memastikan langkah selanjutnya yang akan diambil," kata dia.

Ia menyebut untuk mencapai Kuyawage hanya dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat kecil.

Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Hendro Nugroho secara terpisah meminta masyarakat dan Pemkab Lanny Jaya waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti embun beku, hujan es, dan angin kencang.

Dalam menghadapi cuaca ekstrem diharapkan dibangun lumbung untuk menyimpan makanan agar saat kemarau masyarakat tidak mengalami krisis bahan pangan.

Pihaknya baru mendapat laporan terjadinya embun beku di Kabupaten Lanny Jaya setelah BPBD Papua pada tanggal 29 Juli lalu.

Embun beku dan kemarau di wilayah Lanny Jaya terjadi di Kampung Kuyawage, Kampung Luarem, dan Jugu Nomba.

"Kondisi tersebut mengakibatkan masyarakat mengalami kelaparan karena hasil bercocok tanam mengalami gagal panen," kata dia.

Baca Juga: Brigadir J Sempat Berlutut Saat Ditembak dari Jarak Dekat, Kuasa Hukum Bharada E Sebut Kliennya Dapat Ancaman hingga Membela Diri: Dalam Suasana Hidup-Mati

Seperti apa profil wilayah Kuyawage?

Kuyawage yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Puncak merupakan salah satu wilayah terisolasi di wilayah pegunungan Papua.

Hingga kini, akses transportasi darat belum terbuka dan biasanya warga bepergian dengan berjalan kaki untuk menuju ke Distrik Tiom yang merupakan ibu kota Kabupaten Lanny Jaya.

"Pusat pemerintahan ada di Kuyawage 1 yang kalau ditempuh dengan berjalan kaki dari titik terdekat kendaraan itu waktunya bisa lebih dari satu hari," ujar Christian Sohilait, mantan Sekda Lanny Jaya 2015-2020 ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu 3 Agustus 2022.

Bukan pertama kali

Menurut Christian, fenomena embun beku di Kuyawage sudah terjadi berulang kali. Setidaknya ia mencatat ini adalah kejadian ketiga kali.

Fenomena pertama terjadi pada 1998 dan membuat beberapa warga meninggal dunia karena kelaparan.

Pada saat itu, untuk menyalurkan bantuan, pemerintah menggunakan helikopter dan ia mengaku melihat langsung kondisi Kuyawage.

"Jadi embun beku itu bikin daerah itu kering. Embun itu turun mulai jam 2 pagi sampai pagi, itu dingin sekali. Lalu siang hari panas terik, jadi tanaman rusak semua," tutur Christian yang mengaku sudah merasakan langsung fenomena tersebut.

Baca Juga: Jangan Dilanggar Sanksinya Berat, PNS dan PPPK Wajib Tahu, Ini Larangan Baru untuk Para Abdi Negara di Lingkungan BKN

Lalu fenomena kedua terjadi pada 2015 saat ia sudah menjabat sebagai Sekda. Ketika itu, dampak embun beku tidak terlalu parah karena pemerintah cepat menyalurkan bantuan pangan menggunakan helikopter.

Christian mengungkapkan, usai embun beku pada 2015, ia meminta Dinas Pertanian untuk mencari jenis tanaman yang bisa bertahan dalam cuaca ekstrem sehingga ketika fenomena tersebut terjadi lagi, masyarakat tetap memiliki cadangan pangan.

Namun hingga ia dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua, rencana tersebut belum terlaksana.

"Waktu itu kita pikir itu fenomena 20 tahunan, tapi ternyata baru tujuh tahun ini sudah terjadi lagi, mungkin karena perubahan iklim. Waktu 2015 kita sudah memikirkan bagaimana masyarakat Kuyawage memiliki lumbung pangan, tapi sampai sekarang belum jadi juga," kata dia.

Rawan KKB

Sulitnya akses ke Kuyawage diperparah dengan faktor keamanan karena daerah tersebut merupakan wilayah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Purom Wenda.

Christian mengakui bahwa tidak ada pos keamanan di Kuyawage dan aparat keamanan sulit masuk ke wilayah tersebut.

Saat terjadi fenomenna embun beku pada 2015, aparat keamanan tidak bisa ikut menyalurkan bantuan karena dikhawatirkan justru mengancam keselamatan masyarakat sipil.

"Memang di 2015 itu tidak ada aparat yang ikut, kami jalan sama tokoh agama dan tokoh adat saja, harus sipil yang masuk ke sana," ungkapnya.

Baca Juga: China Tak Muncul di Ajang Super Garuda Shield 2022 yang Diselenggarakan Indonesia, Panglima TNI Jendral Andika Perkasa: Kalau Nggak Ada Ya Kita Gak Bisa Maksa, Kan Bayar Sendiri-sendiri

Faktor kemanusiaan, sambung Christian, yang menjadi faktor pemerintah tetap menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terdampak fenomena embun beku walau wilayahnya rawan KKB.

"Kalau faktor kemanusiaan kita sudah tidak lihat dia KKB atau bukan," cetusnya.

Kerawanan Distrik Kuyawage juga diakui oleh Kapolres Lanny Jaya AKBP Umar Nasatekay.

Menurut dia, situasi di Kuyawage membuat aparat keamanan tidak dapat ikut menyalurkan bantuan.

Mereka hanya dapat membantu pengamanan hingga titik terakhir kendaraan, yaitu di perbatasan antara Distrik Balingga dengan Kuyawage.

"Kami tidak bisa masuk ke sana, kami hanya antar sampai bukit Kuyawage saja," kata dia.

Hal serupa juga diakui Danrem 172/PWY Brigjen J.O. Sembiring. Menurut dia, hingga saat ini aparat keamanan belum dapat mendirikan pos keamanan di Kuyawage karena kondisi geografisnya cukup sulit.

"Belum ada pos keamanan di sana, titik terdekat ada di Balingga, jadi ke Kuyawage masih beberapa hari jalan kaki," kata Sembiring.

Sebelumnya diberitakan, fenomena embun beku yang menyebabkan terjadinya kekeringan melanda di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, Papua. Fenomena tersebut sudah terjadi selama satu bulan tersebut hingga menyebabkan kekeringan.

(*)