Find Us On Social Media :

Jet Tempur Su-25 Rusia Terbang Rendah, Langsung Ditembak Jatuh Pasukan Ukraina dengan Rudal MANPADS, Nasib Pilot Dipertanyakan

Sukhoi Su-25

GridHot.ID - Sebuah jet tempur Su-25 Rusia dilaporkan ditembak jatuh oleh pasukan Ukraina.

Dilansir dari Eurasian Times, dua unit jet tempur Su-25 untuk pertama kalinya melakukan serangan udara terhadap Ukraian di Balakleya, sebuah kota di distrik Izium di sisi timur laut sungai Siverskyi Donets.

Tak lama kemudian, dua jet tempur Su-25 itu terbang sangat rendah.

Salah satunya lalu ditembak jatuh oleh rudal, dilaporkan rudal MANPADS.

Beberap sumber Rusia mengatakan bahwa pilot Su-35 terlontar dari pesawat. Sementara yang lain melaporkan bawa pilot tak punya waktu untuk mengeluarkan diri karena pesawat terbang sangat rendah sekitar ketinggian 20 meter.

Ada juga laporan bahwa pilot berhasil mendaratkan pesawat tempur dengan aman. Namun demikian, nasib pasti pilot belum diketahui pasti.

Ukraina luncurkan serangan baru ke Kharviv

Menurut laporan terbaru, pasukan Ukraina membuka serangan balasan kedua di wilayah Kharviv yang tampaknya mengejutkan banyak pihak, kecuali Rusia.

Seorang analis militer yang berbasis di Kyiv, Oleh Zhdanov, mengatakan kepada Reuters bahwa kontrol Balakleya dapat memungkinkan pasukan Ukraina untuk mengepung sebagian kota Izium yang dikuasai Rusia.

Di kota itu, Rusia mengelola serangan mereka yang sedang berlangsung di Sloviansk.

Sloviansk dan Kramatorsk adalah dua kota besar terakhir yang dikuasai Ukraina di Donetsk, yang, setelah direbut oleh pasukan Rusia, akan memungkinkan Moskow untuk menyatakan kemenangan penuh di Donbas.

Baca Juga: 2000 Tembakan Peluru Rusia Menyerbunya, Tentara Asing yang Perang Buat Ukraina Derita Luka di Kepala: Kami Berjuang Sangat Keras!

Serangan Ukraina ke Kherson goyah

Sementara itu, pasukan Ukraina melanjutkan upaya mereka dalam serangan selatan untuk merebut kembali wilayah Kherson.

Menurut laporan terbaru, serangan di wilayah Kherson jadi operasi militer paling ambisius Ukraina sejauh ini dalam perang.

Namun, serang itu tampaknya goyah.

Tentara Ukraina yang terluka telah mengungkapkan dalam wawancara bahwa banyak timbul korban jiwa dari pihaknya. Hal itu terjadi karena Rusia menggunakan persenjataan berteknologi.

Tentara itu mengatakan bahwa pasukan Ukraina tidak memiliki artileri yang dibutuhkan untuk mengusir Rusia.

Sebaliknya, pasukan Rusia menyerang mereka dengan bom tandan, amunisi fosfor, dan mortir.

"Kami kehilangan lima orang untuk setiap yang mereka lakukan,” kata Ihor, seorang komandan peleton Ukraina berusia 30 tahun, kepada Washington Post.

Ihor mengalami cedera punggung saat tank yang ditumpanginya menabrak parit.

Unit artileri kecil apa pun yang ada di dalam pasukan Ukraina terdeteksi dan ditemukan oleh sistem radar kontra-baterai Rusia yang memungkinkan mereka untuk merespons dengan serangan artileri tepat di posisi Ukraina.

Tentara Ukraina lebih lanjut mengatakan bahwa drone Orlan Rusia telah mengekspos posisi Ukraina dari jarak lebih dari satu kilometer tanpa pasukan Ukraina bahkan mendengar suara drone yang melacak pergerakan mereka.

Drone Ukraina, sebaliknya, dibajak oleh alat peretas Rusia.

Baca Juga: Komandan yang Ditunjuk Rusia Terluka Parah Gara-gara Ledakan Bom, Sekjen PBB Desak Ukraina dan Musuhnya Sepakati Satu Hal di Dekat Reaktor Nuklir Zaporozhzhia

Kherson dengan cepat diambil alih oleh pasukan Rusia pada hari-hari awal invasi mereka yang dimulai pada 24 Februari, memberi Rusia cukup waktu untuk memperkuat posisi mereka.

Ini terbukti dari kisah tentara Ukraina yang terluka yang menggambarkan bagaimana tank Rusia akan muncul dari benteng semen yang baru dibangun untuk menyerang infanteri Ukraina dengan peluru artileri kaliber besar dan kemudian mundur ke tempat perlindungan beton mereka.

Selain itu, pasukan Rusia juga secara efektif menggunakan sistem peperangan elektronik mereka, yang merupakan ancaman konstan bagi pasukan Ukraina.

"Ketika kita menyalakan ponsel atau radio, mereka dapat segera mengenali keberadaan kita," kata Denys, seorang tentara Ukraina berusia 33 tahun yang unitnya jatuh kembali dari desa yang dikuasai Rusia setelah rentetan panjang tembakan artileri Rusia.

"Dan kemudian syuting dimulai," ujarnya. (*)