Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo
Gridhot.ID - Sebuah mobil ambulans dijadikan salah satu barang bukti setelah pecahnya aksi kerusuhan 21 dan 22 Mei.
Mobil ambulans ini menimbulkan sebuah kontroversi karena diduga milik salah satu partai politik yaitu partai Gerindra.
Hal tersebut dikarenakan ambulans tersebut berlogokan Partai Gerindra.
Baca Juga: Sering Disiksa Seniornya, Dokter Muda Nekat Gantung Diri Pasca Lakukan Operasi
Melansir dari postingan akun Twitter @bobbytriadi (22/5/2019), mobil ambulans bernomor polisi B9686 PCF ini diketahui milik PT Arsari Pratama.
Yang bikin syok, isi ambulans ini bukan alat medis, melainkan batu dan peralatan berbahaya lainnya.
Penemuan mobil ambulans ini pun menjadi kontroversi karena dari pihak Gerindra sendiri masih belum mengkonfirmasi terkait dengan ambulans tersebut.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon angkat bicara dengan adanya penemuan mobil ambulans Partai Gerindra yang mengangkut batu dan alat-alat pendukung aksi kerusuhan.
Pihaknya membantah bahwa ambulans milik partainya digunakan untuk mengangkut batu saat demonstrasi menolak hasil Pilpres 2019 di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta Pusat.
"Saya kira tidak ada ya," ujar Fadli di kediaman pribadi Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (22/5/2019).
Hal itu ia katakan saat dimintai konfirmasinya mengenai foto ambulans berlogo Partai Gerindra berisi batu yang tersebar di media sosial.
Baca Juga: Dagangannya Dijarah Massa Kerusuhan 22 Mei, Ismail dan Rajab Kaget Dapat Ganti Rugi dari Jokowi
Setelah dilakukan investigasi, pihak kepolisian pun mengamankan seorang sopir ambulans tersebut untuk dimintai keterangan.
Dilansir YouTube Kompas TV yang dipublikasikan pada Kamis (23/5/2019), seorang pria bernama Yayan mengaku menyopiri ambulans ke kantor pusat Gerindra dan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) karena mendapat perintah.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya, nama Yayan dari sopir Gerindra, diperintahkan untuk ke kantor pusat di Jalan Hos Tjokroaminoto, dari situ saya langsung ke Bawaslu,"
"Di situ, setelah diperiksa sama bapak polisi ditemukan adanya batu dan tidak ada alat medis di dalam kendaraan saya sebagai sopir,"
"Terimakasih, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ujar Yayan.
Baca Juga: Mirip Kasus HS, Kini Seorang Pria Bersorban Diciduk Usai Buat Video Ancam Bunuh Jokowi dan Wiranto
Kepada Tribun Network Yayan mengaku hanya menjalankan instruksi dari Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Gerindra Tasikmalaya untuk membawa mobil ambulans warna putih berlambang Partai Gerindra.
"Saya disuruh DPC," kata Yayan seraya berjalan menuju mobil tahanan.
Yayan ditugaskan untuk menyopiri mobil ambulans dari Tasikmalaya menuju Jakarta.
Mobil tersebut ditujukan untuk membantu korban-korban yang berjatuhan saat aksi.
Baca Juga: Setelah Gerindra, Kini Logo PKS Ada di Salah Satu HT yang Disita dari Perusuh Aksi 22 Mei
Berdasarkan informasi dari kepolisian, Yayan dibekali uang operasional Rp 1,2 juta, namun ia membantah telah menerima uang tersebut.
Yayan ditangkap bersama Obby Nugraha alias Obby, Iskandar Hamid, Syamrosa dan Surya Gemara Cibro.
Polda Metro Jaya menangkap lima orang itu terkait temuan batu-batuan di ambulans berlogo Partai Gerindra saat kerusuhan 22 Mei di Jalan Sabang, Jakarta Pusat.
"Bertiga menggunakan mobil ambulans berangkat ke Jakarta karena ada instruksi sesuai keterangan tersangka diperintahkan untuk berangkat ke Jakarta," kata Argo.
Setiba di Ibu Kota, di kawasan HOS Tjokroaminoto, dua orang asal Riau menumpang di ambulans.
Mereka berdua ialah Hendrik Syamrosa dan Surya Gemara Cibro.
"Setelah kami cek ternyata simpatisan, dia bukan pengurus tapi simpatisan," imbuh Argo.
Pada pukul 04.00 WIB mereka bergegas menuju gedung Bawaslu untuk menghampiri massa aksi.
Namun, ada saksi yang melihat massa demonstran mengambil batu dari mobil tersebut.
"Sekitar jam 04.00 WIB terjadi lemparan-lemparan antara petugas dengan pengunjuk rasa. Ada lemparan-lemparan kemudian ada saksi yang melihat batu diambil dari mobil tersebut. Kemudian tim menyisir dan menemukan mobil itu dan dibawa ke Polda," tutur Argo.
Baca Juga: Cerita Pilu Para Pedagang yang Dijarah Massa 22 Mei, Dagangan Ludes Tak Bersisa
Argo juga menegaskan kendati membawa ambulans dan digunakan untuk mengantisipasi jatuhnya korban, tapi tidak ditemukan perlengkapan medis maupun obat-obatan di mobil tersebut.
Semua penumpang mobil itu, tidak ada satupun yang memiliki kualifikasi sebagai petugas medis.
Pelaku dijerat pasal 55, 56, 170, 212 dan 214 KUHP dengan ancaman hukuman lima tahun kurungan penjara atau lebih.
Kanit I Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Malvino Edward Yusticia mengatakan saat ini pelaku belum memberikan keterangan asal batu tersebut dan siapa yang memerintahkan.
"Mereka berlima mengaku tidak tahu asal batu itu dari mana. Makanya itu yang sedang kita dalami," kata Malvino.
Namun setelah adanya pengakuan dari sopir ambulans dan tersangka yang ikut menumpang didalamnya, ditemukanlah sebuah bukti baru tentang ambulans itu.
Sebuah rekaman CCTV di Bali Tower berhasil merekam mobil ambulans itu ketika datang ke titik kerusuhan.
Rekaman itu pun dibagikan oleh seorang netizen melalui akun Twitternya.
Melansir dari akun Twitter @RealforJKW (23/5/2019), terunggah sebuah rekaman CCTV yang memperlihatkan mobil ambulans Gerindra datang dan berhenti menghampiri sekelompok orang.
"Penampakan Mobil Ambulance @Gerindra dari CCTV Bali Tower. Sepertinya ada yang aneh. Ambulance ini dipakai untuk dropping massa," tulis akun Twitter @RealforJKW.
Terpantau ambulans tersebut berhenti di daerah Jl. K.H Wahid Hasyim samping Sarinah Kelurahan Gondangdia Kecamatan Menteng.
Dalam rekaman tampak mobil ambulans itu datang dari sekitar jam 01.58 WIB pada tanggal 22 Mei 2019 tepat sebelum pecahnya aksi anarkis massa.
Saat ambulans itu berhenti, terlihat beberapa kerumunan yang diduga kelompok massa sedang mengerumuni mobil ambulans tersebut.
Setelah ambulans itu pergi meninggalkan lokasi, kerumunan yang sebelumnya mengerumuni ambulans langsung nampak berhamburan melangsungkan aksinya dengan berlarian membawa berndera dan tongkat.
Seorang netizen yang mengomentari postingan ini pun mencoba memastikan bahwa mobil ambulans dalam rekaman CCTV ini adalah mobi ambulans Gerindra yang berhasil diamankan polisi.
"Yoi Jam 1 pagi, brarti sudah bukan massa damai lagi kan? Koreksi.. hampir jam 2 pagi," tulis akun Twitter @wilmanbhigu memastikan bahwa ambulans itu merupakan ambulans Gerindra yang datang untuk memasok alat-alat pendukung kerusuhan.
Namun demikian, rekaman CCTV ini masih belum di klarifikasi oleh pihak kepolisian.
Hingga berita ini di tulis, postingan akun Twitter @RealforJKW telah di retweet oleh 3.301 pengguna Twitter.(*)