Ia pun panik apalagi saat itu listrik dan air di rumah itu ikut diputus Wiwi berusaha berkomunikasi dengan AL melalui WhatsApp namun semua pesannya tidak dibalas.
"Waktu saya sadar yang gembok rumah adalah orang koperasi, saya coba berkomunikasi menggunakan WhatsApp secara baik-baik.
Pesan saya dibaca tapi tak ada balasan," ujar Wiwi.
Wiwi dan dua anakanya mulai menangis karena kepanasan dan kelaparan.
Mereka hanya bisa menggapaikan tangan dari jendela rumah yang diteralis.
Ia kemudian menghubungi suaminya yang tinggal di Jakarta untuk meminta bantuan.
Mengetahui kondisi keluargamya, sang suami memberitahukan kejadian tersebut ke tetangganya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar