Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bak Jilat Ludah Sendiri Padahal Dulu Ngotot Lepas dari NKRI, Pimpinan Timor Leste Ini Kini Memelas Pada Petinggi Negeri: Saya Percaya Indonesia Akan Membantu Kami

Desy Kurniasari - Jumat, 07 Februari 2020 | 18:25
Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis Republik Demokratik Timor Leste Xanana Gusmao di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2020).
(KOMPAS.com/Dian Erika)

Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis Republik Demokratik Timor Leste Xanana Gusmao di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2020).

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Virus corona nampaknya masih menjadi momok bagi dunia internasional.

Korban terinfeksi virus corona kini telah melebihi 20.000 orang.

Dilansir Gridhot dari Tribunnews.com, Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), Xanana Gusmao, membenarkan bahwa RDTL meminta bantuan kepada Republik Indonesia terkait penanganan virus Corona.

Baca Juga: Corona Kini Dicap Sebagai Wabah Mematikan, Inilah 9 Virus Lainnya yang Tercatat Sejarah Pernah Lumpuhkan Hong Kong dan Asia, Banyak Berasal dari Binatang

"Ya, karena harus mengerti bahwa kita tidak punya fasilitas. Tidak punya apa-apa, oleh karena itu kita minta kalau bisa, seperti negara-negara lain."

"Bantuan ini bukan suatu bantuan yang eksklusif bagi kami kan," kata Xanana di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat pada Selasa (4/2/2020).

Dalam kesempatan itu, dia menyebutkan bahwa negaranya tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk proses karantina 17 warganya.

Baca Juga: Virus Corona Didiagnosis Tersebar Lewat Daging Binatang Liar yang Dijual di Pasar Seafood Huanan, Pasar Ekstrim Tomohon Kini Jadi Sorotan, Jual Aneka Daging Bahan Masakan Ekstrim

Xanana percaya bahwa Indonesia memiliki kemampuan yang lebih besar ketimbang negaranya untuk menangani virus Corona.

"Oleh karena itu, ini sesuatu yang global, bukan Timor Leste dan Indonesia. Dan saya percaya bahwa karena Indonesia punya kemampuan yang lebih besar daripada kami, akan membantu kami untuk mengatasi situasi ini," kata Xanana.

Melansir Kompas.com, Wakil Gubernur Bali, Tjokora Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan, Timor Leste mengajukan permintaan izin untuk melakukan karantina terhadap 17 warganya di Bali.

Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis Timor Leste, Xanana Gusmao memberikan keterangan kepada wartawan seusai bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD di Kantor Kemenkopolhukam, Selasa (4/2/2020).

Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis Timor Leste, Xanana Gusmao memberikan keterangan kepada wartawan seusai bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD di Kantor Kemenkopolhukam, Selasa (4/2/2020).

"Jadi Pemerintah Timor Leste, mereka minta fasilitas dan izin melalui Kedutaan Besar Indonesia di Timor Leste untuk karantina 17 warga negaranya di Bali selama dua sampai tiga minggu," kata pria yang kerap dipanggil Cok Ace ini pada wartawan, Senin (3/2/2020).

Baca Juga: Dulu Berdarah-darah Pilih Pisah dari Indonesia, Timor Leste Kini Memohon Agar 17 Warga Negaranya Dikarantina di Bali, Xanana Gusmao: Kami Tidak Punya Apa-apa

Cok Ace menambahkan, pihaknya telah melakukan rapat terkait permintaan tersebut.

Hampir semua menganjurkan untuk menolaknya.

Oleh karena itu, Pemprov Bali kemungkinan besar sulit untuk memberikan izin tersebut.

Baca Juga: China Patut Waspada, Indonesia Siapkan KRI Usman Harun untuk Hadang Kapal Perang Jiangkai Class yang Wara-wiri di Natuna, Bersenjatakan Rudal Exocet Berjarak Serang Sampai 180 Kilometer

"Tetapi masukan dari teman-teman semua kelihatannya tidak setuju sehingga kami sulit untuk mengizinkan itu," kata Cok Ace.

Setelah penolakan Pemprov Bali, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat, menyatakan siap menampung 17 warga negara asal Timor Leste.

Hal itu disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokoler Setda Pemprov NTT, Marius Ardu Jelamu, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu, (5/2/2020).

Saya barusan lapor ke Pak Gubernur soal 17 warga negara asal Timor Leste yang dipulangkan dari China dan Pak Gubernur siap menampung mereka di NTT," ujar Marius.

Baca Juga: Indonesia Lebih Pilih Pererat Silaturahmi dengan Rusia, Negeri Beruang Merah Anggap Tanah Air Mitra Terpenting Bagi Negaranya, Prabowo Subianto: Kami Selalu Ingin Dekat

Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis Timor Leste, Xanana Gusmao memberikan keterangan kepada wartawan seusai bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD di Kantor Kemenkopolhukam, Selasa (4/2/2020).
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis Timor Leste, Xanana Gusmao memberikan keterangan kepada wartawan seusai bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD di Kantor Kemenkopolhukam, Selasa (4/2/2020).

Menurut Marius, pihaknya siap menampung 17 warga Timor Leste, apabila ada instruksi dari Presiden Joko Widodo.

"Ini semata-mata soal kemanusiaan. Martabat manusia lebih tinggi dari segala-galanya."

"Kami baca di beberapa media bahwa Gubernur Bali menolak 17 warga Timor Leste, karena itu Pak Gubernur katakan NTT siap terima," kata Marius.

Marius menyebut, nilai kemanusiaan, persaudaraan dan penghargaan terhadap martabat manusia menjadi hal utama 17 warga Timor Leste diterma di NTT.

Baca Juga: Indonesia Sampai Pikir Keras Strategi Usir China dari Natuna, Nyatanya Negara Ini Pernah Buat Tiongkok Kelabakan dengan Mudah, Cuma Gentayangi Negeri Tirai Bambu Pakai Pesawat Ini

Lebih lanjut, pesawat dari Selandia Baru mengevakuasi 190 orang dari pusat kota virus Corona.

17 di antaranya adalah warga Timor Leste.

Hal ini menjawab Timor Leste yang sebelumnya diketahui meminta bantuan kepada Indonesia.

Dilansir Gridhot dari The Guardian, Rabu (5/2/2020), pesawat dari maskapai Air New Zealand itu mendarat di Auckland sebelum pukul 18.00 waktu setempat.

Tidak ada penumpang dalam pesawat yang sakit atau menunjukkan gejala virus corona.

Namun, satu orang sempat dilarang terbang setelah gagal dalam pemeriksaan kesehatan pra-terbang.

Baca Juga: Indonesia Jadi Negara dengan Tingkat Kematian Asma Tertinggi Nomor 5 di Dunia, Seakan Tak Peduli, Masyarakat Malah Menjerit Tak Setuju Harga Rokok Naik di Tahun 2020

Setelah mendarat, ke 190 orang yang dievakuasi dari Wuhan itu akan dibawa ke Pangkalan Udara Whangaparaoa untuk dikarantina selama dua pekan.

Pemerintah menyediakan wifi bagi yang ingin bekerja, dan guru bagi anak usia sekolah.

Sebab menurut otoritas, penting bagi mereka mengembalikan "momen normal" secepat mungkin.

Sementara staf dari kementrian luar negeri dan kementerian kesehatan yang ikut dalam penerbangan juga akan dikarantina bersama penumpang.

WNI dari Wuhan yang telah tiba di Natuna untuk di karantina.
Tribun Batam

WNI dari Wuhan yang telah tiba di Natuna untuk di karantina.

Baca Juga: Indonesia Disebut Sebagai Negara Terumit di Dunia dalam Melaksanakan Pemilu 2019

Sejauh ini, belum dilaporkan adanya kasus positif virus Wuhan, meski sejumlah orang telah diisolasi dan menjalani pemeriksaan.

Bersama AS, Australia, dan delapan negara lainnya, Selandia Baru memutuskan melarang setiap pendatang yang berasal dari China.

Larangan bepergian itu akan berlaku selama 14 hari ke depan.

Hal ini dilakukan dengan setiap 48 jam pemerintah akan melaksanakan evaluasi. (*)

Source :Kompas.comTribunnews.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x