"Siti Fadilah mengakhiri pengiriman virus flu burung ke laboratorium WHO pada November 2006 karena ketakutan akan pengembangan vaksin yang lalu dijual ke negara-negara berkembang," ujar Fahri Hamzah mengutip laman wikipedia.
Fahri Hamzah menceritakan sosok Siti Fadilah Supari dalam akun Twitternya @Fahrihamzah
Fahri mengatakan bahwa pada 6 Januari 2008, Siti Fadilah merilis buku berjudul “Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung”.
Buku tersebut berisi mengenai konspirasi Amerika Serikat dan WHO dalam mengembangkan "senjata biologis" dengan menggunakan virus flu burung.
"Bukunya dianggap membongkar konspirasi WHO dan AS. Siti Fadilah "membuka kedok" World Health Organization (WHO) yang telah lebih dari 50 tahun mewajibkan virus sharing yang ternyata banyak merugikan negara miskin dan berkembang asal virus tersebut," tulis Fahri Hamzah.
Melansir Kompas.com, buku tersebut menceritakan perjalanan mantan Menkes era Susilo Bambang Yudhoyono itu dalam menguak konspirasi praktik virus sharing yang sudah berlangsung lebih dari 50 tahun.
Menurut Siti Fadilah Supari, konspirasi tersebut telah merugikan negara-negara miskin dan negara berkembang tempat virus berasal, termasuk salah satunya Indonesia.
Dalam bukunya, ia menuliskan, konspirasi praktik pembagian virus itu dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dengan berbagai perusahaan vaksin internasional yang berpusat di negara-negara industri maju dengan bantuan mekanisme Global Influenza Surveillance Network.
Melalui mekanisme itu, virus yang diperoleh dari negara-negara berkembang dikirim ke WHO.
Namun, ternyata, virus-virus itu kemudian diperdagangkan sebagai vaksin oleh negara maju.