Vaksin tersebut lalu ditawarkan kepada negara miskin dan berkembang dengan harga tinggi, termasuk vaksin flu burung asal Indonesia.
Atas dasar itu, Siti Fadilah memutuskan menghentikan pengiriman sampel virus flu burung ke laboratorium WHO.
Penghentian itu dilakukan setelah sampel virus itu digunakan untuk kepentingan industri tanpa sepengetahuan Pemerintah Indonesia.
"Saya menyetop kirim sampel virus. Saya minta aturan pengiriman sampel virus diubah jadi lebih transparan dan adil," kata Siti Fadilah.
Atas dasar konspirasi WHO dan Amerika Serikat itulah, dalam pandangan Fahri Hamzah, Siti Fadilah Supari menjadi korban dan dijebloskan ke penjara.
Ia mengatakan, saat ini, di tengah merebaknya virus corona di Indonesia, pemerintah memerlukan pandangan lain mengenai virus dan vaksin.
"Maka, memasuki usia beliau yang sudah tua dan sakit-sakitan. Saat pemerintah memerlukan pandangan lain tentang virus dan vaksin, bebaskanlah ibu siti fadilah. Dialah teman bicara yang sebenarnya. Dia yang bisa melihat peristiwa ini dalam kepentingan nasional," tulis Fahri Hamzah dalam akun Twitternya.