Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Temukan Virus Corona di Air Comberan, Peneliti Takuti Materi Genetik yang Tidak Mati Meski Sudah Tak Bisa Menginfeksi, Akankah Terjadi Mutasi?

Desy Kurniasari - Sabtu, 11 April 2020 | 19:25
Peneliti temukan adanya materi genetik virus corona di air comberan
Kolase Gridhot

Peneliti temukan adanya materi genetik virus corona di air comberan

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Virus corona terus menyebar di seluruh dunia.

Kasus baru setiap harinya terus bertambah.

Banyak pula teori yang diklaim menjadi faktor penyebaran virus corona atau covid-19 ini.

Baca Juga: Usahanya untuk Berubah Tak Jua Bikin Raffi Ahmad Puas, Nagita Slavina Singgung Soal Kepribadian Sang Suami yang Berbeda dengan Miliknya, Ibunda Rafathar: Jadi Ya Gitu...

Mengutip Kompas.com, pandemi wabah virus corona terus membuat para ilmuwan mempelajari bagaimana virus SARS-CoV-2 ini berkembang.

Termasuk upaya untuk melihat penyebaran, salah satunya di dalam limbah.

Para ilmuwan mencoba meningkatkan langkah-langkah pengujian dari virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 di seluruh dunia ini.

Baca Juga: Pilih ke Dukun Daripada Rumah Sakit, Gadis Asal Madiun Akhirnya Meninggal Dunia, Jenazah Dimakamkan Pakai SOP Corona

Data skala besar dapat sangat membantu dalam melacak dan mengendalikan penyebaran penyakit ini.

Di mana selama ini tidak selalu terungkap melalui gejala yang tampak.

Secara tidak disangka, virus corona ternyata masih ditemukan di saluran pembuangan warga.

Melansir nypost.com, virus corona yang ditemukan di saluran pembuangan distrik Massachusetts, Amerika Serikat rupanya lebih tinggi daripada yang diharapkan.

Baca Juga: Miris dengan Ujaran Kebencian yang Terus Menerus Berdatangan di Tengah Pandemi Virus Corona, Luhut Binsar Pandjaitan Kedapatan Cuhat di Media Sosial: Saya Tidak Pernah Berniat Membungkan Kritik

Peneliti dari startup bioteknologi Biobot Analytics mengoleksi sampel dari air comberan wilayah metropolitan tanpa nama di akhir Maret kemarin.

Hasil penelitian tersebut dirilis di jurnal medis medRxiv, dan hasilnya membuat banyak pihak terkejut.

Meski penelitian tersebut belum mendapat review dari peneliti lain, salah seorang penulisnya Eric Alm menekankan kepada publik apa maksud dari penemuan ini.

Baca Juga: Gunung Anak Karakatau: Si Kecil yang Sedang Mengumpulkan Energi untuk Mengamuk Kembali

Penemuan ini bukan berarti warga berisiko terserang virus dari partikel yang ada di air comberan.

Namun, jika hasil ini akurat, maka ada indikasi betapa besar dan luas penyebaran virus Corona.

Oleh karena itu, masih banyak pasien belum terdiagnosa daripada yang sampai saat ini sudah tercatat.

"Bahkan walaupun partikel virus sudah tidak aktif atau tidak mampu menginfeksi manusia, mereka masih membawa materi genetik."

Baca Juga: Temukan Sang Pengendali Perang, TNI dan Polri Siap Lenyapkan Sosok di Balik Aksi KKB Papua, Ritual Perjanjian Ini Jadi Bukti Adanya Negosiasi

"Materi genetik tersebutlah yang kemudian dideteksi menggunakan pendekatan PCR (Polymeerase Chain Reaction).

"PCR mampu memperkuat sinyal genetis yang tunjukkan adanya genome dari masing-masing virus," ujar Alm.

Tim peneliti, bersama tim dari Institut Technologi Massachusetts (MIT), Harvard dan Rumah Sakit Brigham and Women's menganalisis sampel kemudian temukan partikel virus Corona sebanyak kurang lebih ada 2.300 orang terinfeksi dengan virus tersebut.

Baca Juga: Takut Kalah dari Indonesia yang Segera Miliki NASAMS, Negara Tetangga Ini Rela Lakukan Negosiasi Rumit dengan China, Paksa Diri Boyong SY-400 Meski Harus Ngutang

Namun di waktu yang bersamaan, hanya ada 446 kasus terkonfirmasi di wilayah tersebut.

"Menarik bahwa estimasi kami jauh lebih tinggi daripada jumlah kasus yang terkonfirmasi di wilayah ini," ujar Mariana Matus, CEO dan pendiri Biobot.

Peneliti kemudian membagikan penemuan mereka dengan pihak kesehatan lokal.

Mereka ditanggapi dengan baik dan diberi salut atas penemuan kasus tidak terdeteksi ini.

Baca Juga: Rela Manggung Cuma-cuma Tanpa Dibayar, Kebaikan Hati Glenn Fredly Semasa Hidup Terungkap, Uya Kuya Jadi Saksinya: Padahal Full Band Itu Isinya Musisi Top

"Mereka bisa percaya jika angka kami benar dan bukan hanya kemungkinan semata," ujar Matus.

Tidak banyak yang tahu, rupanya di Hong Kong Virus Corona berkaitan erat dengan saluran pembuangan apartemen warga.

Saat wabah Sars merebak pada tahun 2003 silam, penduduk Hong Kong dengan cepat tertular hanya dari saluran pembuangan apartemen.

Sementara itu, mengutip South China Morning Post, pada 11 Februari silam, terdapat dua residen hidup di lantai apartemen yang berbeda tetapi keduanya sama-sama mengidap Covid-19.

Baca Juga: Diam-diam Sudah Dipakai Duel Hadapi Israel, Pesawat Idaman Rusia Ini Siap Bungkam Duo Jet Tempur Siluman Amerika, Sukhoi Su-57 Bakal Jadi Tameng Tangguh

Pihak berwenang Hong Kong segera bertanya-tanya adakah kaitan virus yang bisa berpindah lewat pipa pembuangan lalu masuk ke masing-masing apartemen.

Pasalnya, banyak pipa pembuangan di toilet rupanya tergabung dengan pipa ventilasi, dan banyak pipa-pipa yang ditemukan dalam kondisi bocor.

Banyak juga warga yang mengubah posisi pipa di toilet agar menyediakan lebih banyak ruang di toilet, sehingga kemungkinan virus dan patogen lain masuk lebih mudah terjadi.

Sejarah mencatat, Sars merebak di Blok E apartemen Amoy Gardens di Ngau Tau Kok, Hong Kong.

Baca Juga: Tunggang Langgang Masuk Hutan, Begini Kronologi Penyergapan Rumah Kayu Markas KKB Papua oleh TNI-Polri, Aparat Gabungan Berhasil Buat Para Begundal Ketakutan Hingga Tinggalkan Barang-barang Ini di Lokasi

300 penghuni apartemen tersebut dengan cepat terinfeksi penyakit tersebut.

Saat itu, ahli menyimpulkan jika virus Corona penyebab Sars telah menyebar ke luar gedung melalui pipa pembuangan dan juga pipa pengering berbentu U yang terhubung dengan pengering lantai toilet.(*)

Source :Kompas.com nypost.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x