Sejak 18 Februari hingga akhir Maret, yield SUN 10 tahun pada lelang SUN mengalami kenaikan sebesar 130 basis poin ke level 7,8%.
Melonjaknya tingkat yield juga diiringi dengan nilai penawaran masuk (incoming bids) dalam lelang SUN dwimingguan yang mengalami tren penurunan cukup signifikan.
Pada lelang SUN terakhir di akhir Maret lalu, incoming bids tercatat hanya sebesar Rp 34 triliun. Padahal di awal tahun, incoming bids pada lelang SUN sempat menyentuh Rp 127 triliun dalam satu kali lelang.
Mengingat besarnya kebutuhan pembiayaan defisit anggaran saat ini, Sri Mulyani mengakui, pemerintah mau tak mau menyerap penawaran lelang SUN dengan tingkat yield yang tinggi saat ini.
Sri Mulyani mewakili pemerintah Indonesia menerbitkan surat berharga negara (SBN) bertenor 50 tahun.
Dilansir dari Kompas.com, penerbitan obligasi pemerintah senilai 1 miliar dollar AS tersebut memiliki imbal hasil atau yield 4,5 persen.
Sebelum ini, pemerintah pernah menerbitkan surat utang dengan tenor terlama maksimal 30 tahun.
Sri Mulyani mengatakan, tujuan diterbitkannya surat utang tersebut adalah untuk menjaga sumber pembiayaan APBN pemerintah tetap aman.
Dana yang didapat dari global bond itu juga akan digunakan untuk menambah cadangan devisa negara di Bank Indonesia (BI).
Baca Juga: Gunung Anak Karakatau: Si Kecil yang Sedang Mengumpulkan Energi untuk Mengamuk Kembali