"Pemanfaatan dari penerbitan ini yang tadi malam dieksekusi adalah sangat positif, di tengah turbulensi pasar keuangan global," kata Sri Mulyani, Selasa (7/4/2020), dikutip dari Kompas.com.
Sri Mulyani menerangkan, Indonesia menjadi negara Asia pertama yang berani menerbitkan surat utang global bertenor setengah abad di tengah pandemi Covid-19.
"Ini adalah penerbitan terbesar di dalam sejarah penerbitan US dollar bonds oleh pemerintah RI. Ini juga merupakan negara pertama di asia yang menerbitakn sovereign bonds sejak covid-19 terjadi," jelasnya.
Pemerintah kata Sri Mulyani, ingin menunjukkan kepada investor mengenai kondisi ekonomi Indonesia yang terjaga secara fundamental.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mewakili pemerintah Indonesia menerbitkan surat berharga negara (SBN) bertenor 50 tahun.
"Ini secara implisit menunjukkan kepercayaan investor terhadap rekam jejak ekonomi dan pengelolaan keuangan negara Indonesia,” tuturnya dalam konferensi pers virtual, dikutip dari Kontan.co.id.
Pemanfaatan tenor 50 tahun ini disebabkan preferensi dari investor global terhadap tenor bonds jangka panjang cukup kuat.
Hal ini mampu menekan yield yang dianggap baik, menunjukkan risiko dan appetite dari investor, kata Mekeu.
Sri Mulyani juga menjelaskan bahwa tenor jangka panjang ini dapat memberikan profil jatuh tempo yang lebih seimbang antara beban surat utang jangka pendek, menangah dan panjang.
"Dengan tenor baru, kita ciptakan acuan tenor baru bagi surat utang negara Indonesia. Dan tentu kita juga menggunakan tenor 50 tahun dalam rangka capitalize kurva tenor jangka panjang yang cenderung flat," ucap Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, mengutip Kompas.com.