Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Pandemi virus corona di Indonesia masih terus memakan korban.
Hingga Jumat (24/4/2020) sebanyak 8211 kasus positif corona telah terkonfirmasi.
1002 di antaranya telah sembuh, sedangkan 689 lainnya meninggal dunia.
Pemerintah pun telah mengeluarkan imbauan untuk melakukan kegiatan di rumah saja demi memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Pun demikian dengan ibadah yang biasanya dilakukan secara berjamaah di tempat peribadatan.
Pemerintah memberi imbauan agar melaksanakan ibadah di rumah.
Melansir Kompas.com, sesuai Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dikeluarkan MUI pada 16 Maret 2020 dan diteken oleh Ketua Komisi Fatwa MUI, Hasanuddin AF.
Fatwa shalat sunah Tarawih tidak diperkenankan untuk melaksanakan salat berjamaah di masjid.
Tak hanya itu, pemerintah juga tidak mengizinkan warga untuk beribadah di masjid selama pandemi ini.
Shalat Tarawih yang biasanya paling ditunggu saat Ramadan tiba kini tak bisa dilakukan.
Berdasarkan fatwa tersebut, maka umat Muslim diharapkan untuk beribadah di rumah.
Meski demikian, ada saja orang yang tetap nekat melakukan ibadah shalat berjamaah di masjid.
Baru-baru ini viral sebuah video yang menampilkan seseorang yang diduga pemuka agama tengah memberikan ceramahnya terkait shalat Jumat berjamaah di masa pandemi ini.
Video tersebut diunggah oleh akun Twitter @Chisca80029762 pada Sabtu (25/4/2020).
Dalam video berdurasi 2 menit 19 detik itu tampak seorang pria berada di tengah kerumunan massa tengah memberikan ceramahnya terkait shalat berjamaah di masjid.
Ia pun menuturkan bahwa masyarakat tidak ikut bertanggung jawab atas tidak shalat berjamaah di masjid.
Pasalnya, para ulama yang memiliki ilmu agama lebih tinggi pun telah mengeluarkan fatwa larangan shalat berjamaah.
"Ilmu kita ga sampai. Apa kita mau tanggung jawab? Ada yang tanggung jawab, mereka yang bikin fatwa. Kenapa kita susah?" tutur pria berbaju biru muda itu.
"Saya begitu ada fatwa langsung 'Alhamdulillah, ada yang tanggung jawab.' Saya sudah tidak shalat Jumat lagi karena ada yang tanggung jawab di akhirat. Kenapa kita mau takut?," imbuh pria tersebut.
Ia pun menerangkan sedikit mengenai hukum shalat berjamaah dibandingkan dengan hukum menjaga kesehatan.
"Persoalannya, sembahyang berjamaah itu hukumnya fardu kifayah, menjaga kesehatan diri fardu 'ain," terangnya.
"Bapak kena penyakit di sini, pulang ke rumah bininya (istri) terjangkit, anaknya terjangkit, cucunya terjangkit. Kalo ada yang meninggal, kita yang (menyebabkan) menjangkitnya, itu yang bertanggung jawab di hadapan Allah. Berdosa besar kita," lanjut pria berpeci hitam itu.
Menurutnya, berdasarkan hal itu lah ulama pada akhirnya mengeluarkan larangan shalat berjamaah.
"Makanya ulama bikin larangan, supaya kita tidak berdosa. Itu orang-orang yang sehat sekarang, kan kita lihat sehat, tapi dia ada penyakit. Kalo dia keluar, semua terjangkit," paparnya.
Pria berbaju biru muda itu bahkan mengatakan bahwa di usia yang semakin tua, kesempatan sembuh apabila terpapar corona pun menipis.
Pasalnya dalam diri orang yang sudah berumur, menurutnya, ada bawaan penyakit lain seperti paru-paru dan jantung.
Oleh sebab itu ia berharap jangan sampai masyarakat yang sehat justru menjadi karier bagi lain yang rentan.
Lantas ia pun membahas mengenai shalat berjamaah yang belakangan ini safnya diatur sedemikian rupa dengan memberi jarak.
"Ada lagi yang bilang safnya diatur, dijarangkan saf satu meter. Pak, Bu, tidak ada dalam hadist. Tidak ada hadistnya. Menjalankan shalat, kata Nabi, luruskan saf, rapatkan. Kenapa kita sekarang luruskan saf, jarangkan? Tidak ada hadistnya," papar pria itu.
Ia pun lantas mengatakan, apabila memang alasan melakukan jarak tersebut karena corona, alangkah lebih baik jika menghindari shalat berjamaah di masjid agar tidak terpapar.
Seseorang pun terdengar ada yang menanyakan terkait pahala yang diperoleh nantinya apabila shalat di rumah.
"Pahalanya sama karena corona. Untuk saat ini menurut para ulama, shalat di rumah lebih besar pahalanya daripada shalat di masjid di waktu wabah ini," pungkasnya.
Hingga Sabtu (25/4/2020) pukul 14.25 WIB video tersebut telah dilihat lebih dari 94 ribu pengguna Twitter.
Unggahan tersebut juga mendapat lebih dari 2 ribu retweet dan disukai lebih dari 2800 pengguna Twitter.(*)