Akhirnya, Benny dan Hartini menikah di Jakarta pada 12 Desember 1964.
Menariknya, resepsi pernikahannya dirayakan Bung Karno di Istana Bogor.
Ketika sudah menikah, Benny yang makin disibukkan oleh misi rahasia sebagai pasukan komando dan personel intelijen, seperti dalam Operasi Trikora dan Operasi Dwikora, makin jarang di rumah.
Benny lebih banyak bekerja di luar kantor.
Ketika sedang di rumah dan kemudian mendapat tugas khusus, Benny juga tidak pernah pamit kepada Hartini akan pergi ke mana. Dia hanya mengatakan ‘akan ke luar kota’.
Tapi jika sudah ‘menghilang’ Benny bisa pergi selama berbulan-bulan dan ketika sudah pulang ke rumah, ia juga sama sekali tidak pernah mengatakan penugasannya kepada Hartini.
Pada 25 September 1965, Hartini melahirkan putrinya. Saat itu, Benny juga sedang melaksanakan tugas rahasia dan sama sekali tidak bisa dihubungi.
Karena merasa kebingungan memberi nama anaknya, lalu Hartini minta tolong Bung Karno memberikan nama.
Tapi, belakangan ketika Benny tiba-tiba muncul, nama pemberian Bung Karno itu lalu diubahnya.
Meskipun Benny gila kerja dan seperti tidak memperhatikan istrinya, namun setiap berangkat dari rumah, dia selalu membawa bekal makanan dari Hartini. Itu untuk menunjukkan sikap hormat kepada istrinya.
Source | : | TribunJatim.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar