Kini sudah ada beberapa puluh makam baru di TPU Tengku Mahmud Palas.
Semuanya makam pasien dalam pengawasan (PDP) terkait penularan COVID-19 yang meninggal dunia di Pekanbaru.
Sejak 9 April hingga 28 April sudah ada 44 makam baru di sana, yang artinya dalam sehari Subhan dan kawan-kawannya rata-rata harus menggali dua sampai tiga liang lahat.
"Pernah dalam satu hari tujuh jenazah dimakamkan. Itu kita kerja sampai subuh," kata Subhan, yang baru kali ini menyaksikan wabah begitu cepat merenggut nyawa orang.
Ia merasakan kengerian saat pertama kali menangani pemakaman pasien COVID-19 namun rasa ngeri itu menghilang bersama peningkatan ritme kegiatan pemakaman.
Setiap hari para penggali kubur harus menyiapkan hingga tujuh liang lahat untuk berjaga-jaga mengingat kasus infeksi virus corona diperkirakan masih akan mengalami peningkatan.
Mereka secara sukarela menandai setiap makam baru agar ahli waris dan pelayat tidak kebingungan mencari makam anggota keluarga atau kerabat mereka.
"Perasaan ngeri ada, tapi namanya juga sudah wabah. Saya mau lari juga mau kemana, karena tugasnya memang gali kuburan," kata Subhan, lalu tersenyum.
(*)
Source | : | Kompas.com,Antara |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar