Lebih rinci, pinjaman luar negeri ini berasal dari pinjaman bilateral senilai Rp 352,74 triliun.
Pinjaman multilateral senilai Rp 490,67 triliun, serta pinjaman bank komersial sebesar Rp 46,19.
Kemenkeu menjelaskan, peningkatan posisi utang pemerintah pada akhir Maret ini juga disebabkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah sebesar Rp 2.133 terhadap US Dolar.
Pelemahan ini, kemudian mengakibatkan peningkatan posisi utang pemerintah meningkat senilai Rp 284,61 triliun akibat adanya selisih kurs.
"Di tengah berbagai tekanan domestik dan global ini, pemerintah tetap berupaya mengelola utang dengan pruden dan akuntabel dalam mendukung APBN yang semakin kredibel," tutur Kemenkeu.
Bantuan untuk Indonesia
Sebelumnya, Menteri Keuangan sempat menyebut ada bantuan berupa tawaran hutang dari negra tetangga untuk Indonesia.
"Kita kemudian ada pinjeman yang berasal dari bilateral, Australia kemarin telepon 'Kamu perlu nggak saya pinjemin tambahan', Jepang, Perancis."
Source | : | NOVA |
Penulis | : | None |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar