"Saya masih ingat sekali tanggalnya. Hari Kamis pagi, tanggal 14 Agustus 2014," ujar Abu Fida.
"Kondisi saya saat itu seperti antara hidup dan mati. Tapi Allah masih memberikan kehidupan ke saya," imbuhnya.
Abu Fida tidak menyangka penangkapan memberikan kejutan kesedihan yang luar biasa kepada anggota keluarganya.
Anak keempatnya yang waktu itu masih kelas 3 SD pun terperanjat.
"Saya ditangkap setelah saya mengantar anak saya ke sekolah pada pukul 07.00 WIB," kata Abu Fida.
"Anak saya diberitahu wali kelasnya ketika itu, ia langsung syok. Kakak-kakaknya juga sama terdampak," papar dia.
"Kakak-kakaknya tahu dari teman-temannya yang membaca berita. Mereka sudah coba menjelaskan tapi memang itu yang terjadi," tambahnya.
Pergolakan batin tak bisa dihindari Abu Fida, sebelum akhirnya menemukan titik balik dan bertobat meninggalkan dunia terorisme.
Source | : | TribunSolo |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar