"Kami membutuhkan pemerintahan yang stabil dan kuat untuk menjalankan negara dan menyelamatkan negara," tambahnya.
Klaim pemimpin oposisi itu muncul kurang dari tujuh bulan setelah Muhyiddin merebut jabatan perdana menteri Malaysia.
Pengangkatan Muhyiddin sebagai PM, menyusul kekacauan politik yang menyebabkan runtuhnya pemerintahan Mahathir Mohamad.
Kantor perdana menteri tidak segera menanggapi klaim Anwar itu.
Jika Muhyiddin menemui raja terlebih dahulu, dia dapat menasihati raja untuk membubarkan parlemen dan mengadakan kembali pemilihan umum nasional.
Muhyiddin menjabat sebagai PM pada Maret 2020, setelah mengamankan mayoritas parlemen dengan dukungan Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang dikalahkan dalam pemilu 2018.
Lawan Muhyiddin menuduhnya merebut kekuasaan dengan menggeser partai yang berkoalisi, alih-alih mendapatkannya di kotak suara.
Tapi Muhyiddin memiliki mayoritas suara yang tipis, dan ada spekulasi bahwa dia bisa membuat pemilihan baru untuk memenangkan mandat yang lebih kuat sebagai PM.
Source | : | Serambinews.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar