Di sana juga diajarkan cara melakukan latihan pernapasan yang mengarah pada peningkatan kekuatan dan pernapasan yang lebih mudah dan produktif.
"Tidak peduli gejala apa yang saya alami, saya menemukan bahwa melakukan rangkaian lima atau 10 kali napas dalam-dalam membantu saya merasa lebih baik secara mental dan fisik," kata dia.
Namun, hanya karena merasa nyaman, penting untuk tidak melalukannya secara berlebihan.
Mackles dan Greenspan menemukan, para pasien yang melakukan upaya fisik terlalu berat malah bisa kembali ke titik awal.
Bahkan mereka merasakan Sindrom Kelelahan Kronis (CFS), yang biasa muncul setelah infeksi virus.
"Kami belajar membuat prosesnya sangat lambat, lebih lambat dari Bootcamp asli kami yang dikembangkan untuk orang dengan penyakit kardiovaskular dan paru," kata Mackles.
Jadi, berhentilah sebelum tubuhmu memberi sinyal untuk berhenti.
Baca Juga: Australia Mulai Enggan Bantu Timor Leste dan Papua Nugini yang Tercekik Utang, Ini Alasannya
Pemulihan memang tidak linear, tapi bukan berarti harus berhenti.
Ingatlah bahwa tubuh butuh waktu dan suatu hari pasti akan sembuh. Jalani segalanya dengan semengalir mungkin, meskipun itu dengan langkah kemenangan yang sangat kecil.
Misalnya, jika sebelumnya kamu tak bisa berjalan lama, hari ini kamu sudah bisa jalan mengelilingi kompleks selama 15 menit, atau jika sebelumnya biasa naik menggunakan lift, kini kamu membiasakan diri menggunakan tangga.
Cobalah belajar untuk hal dari yang kecil, tapi berarti.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ternyata, Latihan Napas Bantu Pengidap Covid-19 Redakan Gejala Menetap"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar