Xanana Gusmao telah diperingatkan oleh semua ahli yang mengatakan jika seluruh rencana tersebut sangat tidak fleksibel.
Dampaknya baru terasa saat ini, dengan menguras kantong Timor Leste setidaknya 1,1 miliar dolar, senilai dengan pendapatan kotor negara itu tahun lalu, atau sebesar Rp 16 triliun.
Bisnis yang tidak kompeten itu seharusnya tidak dilanjutkan lagi, sedangkan investasi di bidang pertanian hanya menarik sekitar 2% dari APBNl tahun lalu, padahal 80% populasi Timor Leste bergantung pada investasi tersebut untuk bertahan hidup.
Investasi kesehatan hanya mencakup 0,3% GDP, pendidikan pun hanya mendapat porsi 0,2% GDP.
Inilah letak akar masalahnya: alokasi bagian terbesar dari pengeluaran pemerintah digunakan untuk proyek infrastruktur dan kesombongan berskala besar.
Satu-satunya cara mencegah Timor Leste dari kehancuran adalah menyesuaikan perkembangan ekonomi dengan pendekatan yang berfokus pada penyediaan jasa-jasa dasar dan membangun industri yang lebih beragam yang akan menyediakan lapangan pekerjaan jangka panjang seperti industri wisata dan manufaktur.
Sampai ini terjadi, Timor Leste hanya akan menjadi negara kaya minyak yang gagal mengatur negara mereka dan dihantui oleh kelaparan serta keputusasaan.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul: "Akar Masalah 'Bangkrutnya' Timor Leste Makin Jelas, Proyek 'Senjata Makan Tuan' Inilah yang Bikin Bumi Lorosae Boncos, Negara Rugi Rp16 Triliun Sementara Dana Rp146 Triliun Menguap Tak Jelas."
(*)
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar