Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Penyebab Pengangguran di Timor Leste Terungkap, Ekonomi Bumi Lorosae Ternyata Dikuasai China, Pantas Penduduk Asli Kesulitan Cari Kerja

None - Selasa, 22 Desember 2020 | 19:13
Pedagang aksesoris di Market Tais, di Timor Leste, Dili.
Stefanus Akim/Tribun

Pedagang aksesoris di Market Tais, di Timor Leste, Dili.

Gridhot.ID- Timor Lesteberjuang mati-matian untuk melakukan perbaikan infrastruktur dan pembangunan negara.

Untuk bisa mencapai ambisi besar tersebut, Timor Leste membutuhkan bantuan dari negara besar.

Salah satunya adalah China. Negeri panda ini sukses menjadi salah satu investor terbesar di Bumi Lorosae.

Baca Juga: Beda Kubu dengan Keluarga, Pengungsi Timor Leste Ini Ogah Kembali ke Tanah Kelahiran Demi Pilih Indonesia: Saya Lebih Suka di NTT, Lebih Baik dari Bumi Lorosae

Namun, investasi besar yang di bawa China ke Timor Leste ternyata berdampak pada kehidupan penduduknya.

Menurut Thinkchina.sg, ketika investasi China meningkat maka semakin banyak orang China yang mencari peluang bisnis dan pekerjaaan di Timor Leste.

Dalam hal ini dampaknya sungguh memprihatinkan, kedatangan orang China besar-besaran di Timor Leste membuat rakyat asli justru menderita.

Jika Anda melewatijalan-jalan di Dili, tentu akan melihat banyak toko-toko yang dikelola orang China.

Menurut Thinkchina ini adalah pemandangan umum, minimarket, tempat pijat, tempat makan Cina. Bahkan, hotpot Chongqing juga tersedia.

Sebuah laporan 2017 oleh Kyodo News Jepang,mengatakan bahwa dari 18.000 pemilik perusahaan yang terdaftar di Timor Leste.

Baca Juga: Euforia Kemerdekaan Negaranya Cuma Sesaat, Referendum Timor Leste Sempat Hampir Dibubarkan Rakyatnya Sendiri karena Masalah Pangan: Lebih Baik Mati di Tempat Lain...

Setidaknya 800 hingga 1.000 berasal dari China, jumlah itu telah berkembang sejak sekitar 2013.

Pengusaha Tionghoa lokal terkemuka Tony Jape mengatakan kepada Lianhe Zaobao.

Bahwa Tionghoa membentuk sekitar 4% dari populasi di Timor Leste, dikategorikan sebagai Tionghoa "lama" atau "baru".

Apa yang disebut orang China "tua" mengacu pada orang China yang bermigrasi ke Timor Leste dari China selama masa penjajahan Portugis atau sebelumnya.

Sedangkan mereka Hakka bahasa China "Baru" mengacu pada orang Cina yang datang ke Timor Leste setelah perang saudara diselesaikan pada tahun 1999.

Mereka datang untuk mencari peluang bisnis orang-orang ini kebanyakan berasal dari provinsi Fujian.

Baca Juga: Murka Timor Leste Disebut Jadi Incaran Jebakan Utang China, Ramos Horta Sebut Wartawan Jepang Konyol: Terkenal Tidak Bisa Objektif!

Jape mengatakan orang China "kuno" dulu mayoritas, tapi sekarang jumlahnya hampir sama.

Ia sendiri adalah seorang Tionghoa "lama" yang lahir dan besar di Timor Leste, dalam sebuah keluarga pengembang properti di sana, meskipun pernah bersekolah di Singapura.

Menurut angka Bank Dunia, sekitar 60% populasi di Timor Leste berusia di bawah 25 tahun.

Ironisnya masalah yang lebih mendesak adalah bahwa pengangguran kaum muda bisa mencapai 40%.

Pemandu wisata Dili, Platao Lebre, menantikan perusahaan China yang berinvestasi di Timor Leste dan membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat.

Baca Juga: Miskin Tapi Kaya, Timor Leste Ternyata Punya Banyak Sumber Alam Selain Minyak dan Gas Bumi, Media Malaysia Ungkap Fakta-faktanya

Tapi kenyataannya tidak semerah yang dibayangkan, dan ia khawatir orang Timor Leste tidak akan bisa bersaing dengan orang Cina.

Ia berkata, "Orang China memiliki banyak dana dan keterampilan. Orang Timor Leste pada umumnya tidak berpendidikan tinggi, dan kami mungkin tidak dapat bersaing dengan para pekerja mereka. Beberapa posisi bagus mungkin tidak datang kepada kami."

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul: "Pantas Saja Rakyat Timor Leste Menderita dan Kesulitan Kerja, Ternyata Orang China Nyaris Menguasai Ekonomi di Timor Leste, Penduduk Asli yang Kena Imbasnya."

(*)

Source :Intisari Online

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x