"Organisasi pelabuhan kami dan perusahaan pemilik kapal sedang mencari penyebab masalah dan menyelesaikannya," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan langsung televisi, seperti dikutip Reuters.
Kabag Humas dan Protokol Bakamla Kolonel Wisnu Pramandita mengatakan, pihaknya akan mengawal MT Horse dan MT Freya ke Pulau Batam untuk penyelidikan lebih lanjut.
Very Large Crude Carrier (VLCC) MT Horse, milik National Iranian Tanker Company (NITC), hampir terisi penuh dengan minyak. Sementara VLCC MT Freya, yang dikelola Shanghai Future Ship Management Co, kosong, data menunjukkan.
Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan kepada wartawan: "Kapal itu membawa minyak. Masalah (penyitaan) tersebut sedang ditindaklanjuti oleh Iran".
Dugaan awal
Organisasi Maritim Internasional mengharuskan kapal menggunakan transponder untuk keselamatan dan transparansi. Kru bisa mematikan perangkat jika ada bahaya pembajakan atau bahaya serupa.
Tetapi, transponder sering kali dimatikan untuk menyembunyikan lokasi kapal selama aktivitas terlarang.
"Dugaan awal, kedua kapal tanker melanggar hak lintas transit pada ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) I dengan keluar dari batas 25NM ALKI melakukan lego jangkar di luar ALKI," ungkap Wisnu.
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar