Kedua pemimpin juga bertukar pandangan tentang melawan pandemi Covid-19, serta tantangan bersama keamanan kesehatan global, perubahan iklim, dan pencegahan proliferasi senjata, kata pernyataan itu.
Joe Biden berkomitmen untuk mengejar "keterlibatan praktis dan berorientasi pada hasil ketika itu memajukan kepentingan rakyat Amerika dan sekutu kita", menurut Gedung Putih.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan CBS yang ditayangkan pada hari Minggu, Joe Biden mengatakan tidak ada alasan untuk mengadakan panggilan telepon dengan Xi Jinping.
Kedua negara "tidak perlu ada konflik, tapi akan ada persaingan ekstrem", katanya.
Dalam pidato kebijakan luar negeri pertamanya minggu lalu, Joe Biden menyebut China "pesaing paling serius" bagi AS dan berjanji untuk menghadapi pelanggaran ekonomi China, melawan tindakan agresif dan koersif, dan mendorong kembali serangan China terhadap hak asasi manusia, kekayaan intelektual, dan pemerintahan global.
Sedangkan Xi Jinping mengatakan konfrontasi antara kedua negara akan menjadi "bencana" dan menyerukan dimulainya kembali dialog antara kedua belah pihak.
"Kerja sama adalah satu-satunya pilihan yang tepat bagi kedua negara. Kerja sama dapat membantu kedua negara dan dunia untuk mencapai hal-hal besar, sementara konfrontasi jelas merupakan bencana, ” kata Xi Jinping seperti dikutip oleh kantor berita pemerintah Xinhua.
"China dan AS akan memiliki pandangan berbeda tentang masalah tertentu, dan penting bagi mereka untuk memperlakukan satu sama lain dengan hormat dan setara, serta mengelola perbedaan dengan cara yang konstruktif," tambahnya.
Source | : | Tribun-Medan.com |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar