Melansir AFP, ia sempat menempelkan tulisan di belakang jaket hitamnya: 'Kami membutuhkan demokrasi. Keadilan untuk Myanmar. Hormati suara kami'.
Beberapa minggu kemudian, ketika gadis itu ditembak mati, Rabu (3/3/2021), di Mandalay, kausnya bertuliskan: 'Everything will be OK' (semuanya akan baik-baik saja).
Slogan tersebut telah menjadi elegi pedih yang bergema di jagat dunia maya.
Ribuan orang pun hadir untuk pemakamannya di Mandalay pada Kamis (4/3/2021).
Tinggalkan Pesan Donor Organ Tubuh Sebelum Meninggal
Kyal Sin berusaha memulihkan demokrasi negaranya yang rapuh dengan mengalahkan kekhawatirannya akan keselamatannya sendiri.
Ia menjadi penggugah semangat rakyat Myanmar yang memprotes diakhirinya pemerintahan militer.
Penari muda itu bergabung dengan ratusan ribu orang dan menyerukan pembebasan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.
Sebagai informasi, Aung San Suu Kyi telah ditahan sejak militer mengambil alih pemerintahan Myanmar pada 1 Februari 2021.
Source | : | Kompas.com,TribunStyle.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar