GridHot.ID - Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yangdigelarkubu kontra-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)di Deli Serdang, Sumatera Utara, menjadi sorotan akhir-akhir ini.
Dalam KLB tersebut, seperti pemberitaan Kompas.com, Moeldoko ditetapkan sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat yang baru.
Penetapan tersebut dilakukan secara aklamasi.
Moeldoko yang kini diketahui menjabat sebagai Kepala Staf Presiden (KSP) itu langsung didesak untuk mengundurkan diri.
Desakan itu, salah satunya disampaikan oleh politikus Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago.
"Betul (mengusulkan Moeldoko mundur). Memang kenapa? Karena saya tidak ingin presiden keseret-seret KLB. Kasihan presiden nanti kena fitnah lagi," kata Irma saat dihubungi, Jumat (12/3/2021), dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Irma meyakini manuver Moeldoko dalam kisruh Partai Demokrat merupakan keinginan pribadi mantan panglima TNI tersebut.
Ia juga meyakini Jokowi tidak ikut campur soal keterlibatan Moeldoko serta tidak dapat mengintervensi polemik yang tengah terjadi di Partai Demokrat.
"Saya tahu betul Presiden tidak ada urusan soal ini, ini murni keinginan pribadi Moeldoko, presiden tidak boleh intervensi pada kedua belah pihak karena itu di luar kewenangan presiden. Biar institusi terkait yang menentukan," kata dia.
Idham Azis Dikabarkan Bakal Gantikan Moeldoko
Terungkap update informasi terkini terkait KLB Partai Demokrat.
Moeldoko disebut akan meninggalkan jabatannya sebagai Kepala Staf Presiden (KSP).
Ketua Koordinator Jaringan Pemuda Indonesia (JAPI) Iradat Ismail mengatakan, besar kemungkinan Moeldoko memilih berhenti dan fokus mengurus Partai Demokrat yang saat ini kondisinya sedang memanas.
"Saya kira soal waktu saja. Tidak lama lagi, Pak Moeldoko akan melepaskan jabatan Kepala Staf Kepresidenan dan totalitas mengurus Partai Demokrat," kata Iradat, Sabtu (13/3/2021).
Baca Juga: Listyo Sigit Prabowo Resmi Jadi Kapolri, Idham Azis Serahkan Panji Kepolisian Tribrata
Lebih lanjut, Iradat mengatakan, terdapat empat sosok orang yang disebut-sebut sebagai calon pengganti Moeldoko di Kabinet Jokowi.
”Kalau kami dengar-dengar mengerucut ada empat sosok," ujar dia.
Sama seperti Moeldoko, keempat sosok calon penggantinya juga berasal dari kalangan militer dan seorang mantan pimpinan Polri.
Keempatnya masing-masing bernama Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin yang merupakan politikus dari PDI Perjuangan atau PDIP.
Lalu, mantan KSAD Jenderal (Purn) Mulyono, mantan Kapolri Jenderal Idham Azis, dan Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Sutomo.
Nama yang terakhir disebut diketahui pernah menjadi pengawal mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Sementara TB Hasanuddin pernah menjadi Sekretaris Militer era Presiden SBY dan Megawati Soekarnoputri.
"Empat nama ini memang menonjol kalau bicara KSP pengganti Pak Moeldoko. Tapi sekali lagi ini masih prediksi dan spekulasi. Kita tunggu saja," kata Iradat.
Profil dan Prestasi Idham Azis
Sosok Idham Azis dipilih sebagai Kapolri menggantikan Tito Karnavian pada November 2019.
Idham Azis merupakan pria kelahiran Kendari, pada 30 Januari 1963.
Ia lulusan Akpol angkatan 1988.
Di kepolisian, Idham Azis memiliki sepak terjang yang tak perlu diragukan lagi.
Sepak terjangnya di Polri kerap berhasil mengungkap sejumlah kasus besar yang menyedot perhatian publik.
Sebut saja dalam membongkar kasus terorisme seperti Bom Bali.
Idham Azis memiliki keahlian khusus di bidang terorisme.
Tak hanya itu, ia juga berhasil menggarap kasus mutilasi 3 siswi di Poso.
Kemudian, Jenderal Idham Azis pun terlibat pula dalam operasi Camar Maleo.
Operasi Camar Maleo ini merupakan operasi gabungan antara Polri dan TNI untuk menangkap kelompok Santoso, di Sulawesi Tengah.
Setelah itu, operasi gabungan ini semakin besar menjadi Operasi Tinombala.
Idham Azis pun disebut turut terlibat di dalamnya.
Selain itu, disebutkan pula jenderal yang satu ini turut berhasil membongkar kasus besar lain.
Baca Juga: Resmi Jadi Calon Tunggal Kapolri Pengganti Idham Azis, Ini Sosok Komjen Listyo Sigit Prabowo
Kasus tersebut yakni pengungkapan sindikat internasional penipuan mencapai lebih dari Rp 100 miliar.
Sindikat ini melancarkan aksi kriminalnya secara online.
Berhasil mengungkap sejumlah kasus besar, Jenderal yang satu ini juga kerap menempati posisi strategis.
Sebelum menjadi Kabareskrim Polri, pernah menjadi Wakil Kepala Densus 88 Antiteror Polri.
Setelah itu, ia pun sempat duduk menjadi Kapolda Sulawesi Tengah hingga Kapolda Metro Jaya
Berikut riwayat pendidikan Idham Azis
Pendidikan Umum
SD (1976)SMP (1979)SMA (1982)S2 KIK IV (2001)Pendidikan Polri
AKABRI A (1988)PTIK (1995)SESPIM (2002)SESPIMTI (2011)Pendidikan Kejuruan
PA SERSE (1990)PA LINGKUNGAN HIDUP (1995)ASSESSMENT RESKRIM (2011)Tanda Pangkat
Letnan Dua (26–07–1988)Letnan Satu (01–10–1991)Kapten (01–10–1995)Mayor (01–10–1999)Ajun Komisaris Besar Polisi (01–07–2003)Komisaris Besar Polisi (23–11–2005)Brigadir Jenderal Polisi (18–04–2013)Inspektur Jenderal Polisi (14–10–2016)Komisaris Jenderal Polisi (28–01–2019)Jenderal Polisi (01–11–2019)
Riwayat jabatan
02–12–1988: Pamapta Kepolisian Resor Bandung15–01–1989: Kepala Urusan Bina Operasi Lalu Lintas Kepolisian Resor Bandung28–04–1991: Kepala Kepolisian Sektor Dayeuhkolot Resor Bandung05–04–1993: Kepala Kepolisian Majalaya Resor Bandung Kepolisian Wilayah Priangan01–07–1999: Kepala Unit VC Satuan Serse UM Direktorat Serse Kepolisian Daerah Metro Jaya27–08–2001: Wakil Kepala Satuan Serse UM Direktorat Serse Kepolisian Daerah Metro Jaya08–05–2002: Perwira Menengah Sekolah Staf & Kepemimpinan Dediklat Polri14–12–2002: Kepala Satuan I Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya25–02–2003: Kepala Satuan III/UM Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya10–09–2004: Wakil Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat14–10–2004: Inspektur Bidang Operasi Inspektorat Wilayah Daerah Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah03–06–2005: Kepala Unit Pemeriksaan Sub Detasemen Investigasi Densus/Anti-Teror17–01–2006: Kepala Unit IV Direktorat I/Keamanan & Transnasional Badan Reserse Kriminal Polri09–06–2008: Kepala Sub Detasemen Investigasi Densus 88/Anti-Teror Badan Reserse Kriminal Polri19–12–2008: Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat17–10–2009: Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya29–09–2010: Wakil Kepala Densus 88/Anti-Teror Polri25–03–2013: Direktur Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal Polri03–10–2014: Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah28–02–2016: Inspektur Wilayah II Inspektorat Wilayah Umum Polri23–09–2016: Kepala Divisi Profesi & Pengamanan Polri20–07–2017: Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya22–01–2019: Kepala Badan Reserse Kriminal Polri01–11–2019: Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Penghargaan Tanda Jasa
Bintang Bhayangkara PratamaBintang Bhayangkara Nararya (Ulangan)Bintang Bhayangkara NararyaSL. Kesetiaan XXIVSL. Kesetiaan XVISL. Kesetiaan VIIISL. Jana UtamaSL. Ksatria BhayangkaraSL. Karya BhaktiSL. Bhakti PendidikanSL. Bhakti NusaSL. Operasi KepolisianSL. Dharma NusaSL. Kebaktian SosialSL. GOM VII
(*)