"Papa pegang pipi aku dua-duanya, papa bilang, 'Papa pergi ya, tolong jaga adik-adiknya. Kamu bisa jadi orang yang sukses, karena papa tahu kamu orang yang kuat. Ingat pesan papa, setelah keluar dari sini, enggak ada kesedihan lagi'," ujar Fikri.
Momen haru, dan berat begitu dirasakan Fikri jelang eksekusi mati Freddy.
Namun ia benar-benar harus berpisah dengan sang ayah saat itu.
"Waktu udah habis, benar-benar enggak bisa lagi ngulur waktu, ya udah akhirnya aku salim papa, aku cuma bilang 'Aku enggak bisa kayak gini'. (Papa jawab) 'Dede bisa, pasti bisa'," ujar Fikri.
"Aku melangkah dari jauh, momen tersakit aku sambil melihat muka dia (Freddy), dia masih mengepalkan tangan dan nyemangatin. Semakin deket pintu keluar, dia masih nyemangatin, hampir keluar aku teriak, 'Aku sayang papa'," ungkapnya.
Setelah keluar dari LP Nusakambangan, Fikri sempat merenung beberapa saat.
Namun, dia kembali teringat pesan sang ayah untuk tidak menangis dan bersedih.
Pesan itulah yang menjadikan Fikri menerima kenyataan bahwa sang ayah telah dieksekusi mati atas kasus narkoba.
Untuk diketahui, Freddy Budiman dikenal sebagai seorang gembong narkoba yang dieksekusi mati di LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.