Artinya, oknum tersebut menaruh umpan agar orang (korban) mau mengklik link yang dikirimkannya, "Linknya bisa jadi apapun, bisa otomatis mengunduh software berbahaya, bisa mengarahkan ke situs yang meniru situs populer, misalnya Facebook," ujar Yerry.
"Sehingga kita (korban) didorong memasukkan username dan password untuk dicuri," lanjut dia.
Selain itu, modus peretasan akun itu juga bisa dilakukan melalui email.
Yerry mengatakan, pelaku menggunakan modus ini dengan tujuan untuk mencuri data.
Jika diarahkan untuk langsung mengunduh software berbahaya, maka laptop atau ponsel korban dapat langsung kena imbas atau diambil alih.
Bahkan, dampak dari phising ini adalah perangkat elektronik bisa langsung rusak atau crash.
Oleh karena itu, Yerry mengimbau kepada masyarakat untuk nggak sembarangan klik suatu link apapun dari orang yang tidak dikenal.
"Bahkan dari kenalan dekatpun kan lebih baik jika ditanyakan dulu, link tersebut soal apa. Karena bisa saja program jahat sudah mengambil alih akun kenalan kita," ujar Yerry.
Menurut Yerry, jika oknum sudah berhasil mengambil alih akun kenalan kita, sehingga otomatis link tersebut akan tersebar ke pesan dari semua kontaknya, "Jadi, sarannya jangan pernah sembarang klik," lanjut dia.