Gridhot.ID-Kasus kejahatan virtual kian hari makin berkembang.
Oknum-oknum penjahat virtual melakukan berbagai cara liciknya untuk bisa melakukan kejahatannya di media sosial.
Hingga kini sudah banyak korban yang dirugikan bahkan tanpa disadari.
Belakangan ini kejahatan virtual kembali ramai terjadi.
Dikabarkan Gridhot.ID, viral di Twitter, sebuah akun memposting adanya dugaan modus peretasan akun dengan mengirimkan link melalui direct messege (DM) Instagram.
Tweet tersebut dibagikan oleh akun Twitter @wonie_manimani pada Senin (12/4/2021), yang tertulis, "Ini di dm gue mulai banyak yg send2 link lagi Wajah menangis kencang tolong kalo dm kalian ada yg send link kyk instagram gitu jangan dipencet! itu link scam acc kalian bisa ke hack (gue dah pernah) kalo semisal keburu kepencet langsung gantu password aja! bantu rt yanc agk.a berbahaya," tulis akun tersebut.
Hingga Kamis, (15/4/2021), tweet tersebut telah di-retwit sebanyak 6 ribu lebih dan disukai sebanyak 14 ribu lebih pengguna Twitter lainnya.
Lantas apakah benar adanya jika itu merupakan modus peretasan akun? Melansir Kompas.com, Security Digital Trainer, Yerry Niko Borang mengatakan modus dengan mengirim link ke DM pengguna Instagram termasuk tindakan phising.
Yerry menjelaskan, phising berasal dari kata "fishing" atau memancing.
Artinya, oknum tersebut menaruh umpan agar orang (korban) mau mengklik link yang dikirimkannya, "Linknya bisa jadi apapun, bisa otomatis mengunduh software berbahaya, bisa mengarahkan ke situs yang meniru situs populer, misalnya Facebook," ujar Yerry.
"Sehingga kita (korban) didorong memasukkan username dan password untuk dicuri," lanjut dia.
Selain itu, modus peretasan akun itu juga bisa dilakukan melalui email.
Yerry mengatakan, pelaku menggunakan modus ini dengan tujuan untuk mencuri data.
Jika diarahkan untuk langsung mengunduh software berbahaya, maka laptop atau ponsel korban dapat langsung kena imbas atau diambil alih.
Bahkan, dampak dari phising ini adalah perangkat elektronik bisa langsung rusak atau crash.
Oleh karena itu, Yerry mengimbau kepada masyarakat untuk nggak sembarangan klik suatu link apapun dari orang yang tidak dikenal.
"Bahkan dari kenalan dekatpun kan lebih baik jika ditanyakan dulu, link tersebut soal apa. Karena bisa saja program jahat sudah mengambil alih akun kenalan kita," ujar Yerry.
Menurut Yerry, jika oknum sudah berhasil mengambil alih akun kenalan kita, sehingga otomatis link tersebut akan tersebar ke pesan dari semua kontaknya, "Jadi, sarannya jangan pernah sembarang klik," lanjut dia.
Yerry juga menjelaskan bahwa modus tersebut juga dapat meretas akun korbannya.
Caranya, ketika seseorang mendapatkan pesan berisi link yang mencurigakan, kemudian ia mengkliknya, maka akunnya bisa langsung kena hack.
Di sisi lain, Yerry mengatakan bahwa jika akun korban berjalan otomatis dan tersebar luas biasanya di bawah kendali peretas, karena akunnya sudah disusupi, sehingga tindakan penyebaran pesan dilakukan otomatis.
Dengan begitu, peretas dan program jahat bisa menjangkau sangat luas dalam waktu relatif cepat.
Guna mencegah dampak dari phising ini, Yerry menyarankan kepada masyarakat untuk memasang antivirus baik gratis maupun berbayar pada perangkat ponsel maupun laptop.
Dengan memasang antivirus, ketika pengguna medsos salah klik pun masih ada lapisan terakhir (software antivirus) untuk berjaga-jaga.
Selain itu, agar tidak terkena phising, sebaiknya jika bukan kenalan dan mencurigakan, maka sebaiknya lakukan blokir akun, "Jika bukan kenalan, dan mencurigakan sebaiknya diblok atau dihapus pesan tersebut," kata Yerry.
Wah ternyata bener ya dari link tersebut akun kita bisa kena hack atau diretas oleh oknum tertentu.
Lebih baik jangan klik sembarangan link yang dikirimkan oleh pengguna yang nggak kita kenal.(*)