Hal itu tidak jauh berkaitan dengan waktu pembuatan waduk yang menelan puluhan desa pada 1985 silam.
"Kata orang tua waktu bikin waduk, itu kalau tidak salah Sabtu (Pahing),' katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (16/5/2021).
"Maka setiap hari itu, warga di sini disuruh hati-hari tidak boleh sembarangan," jelasnya membeberkan.
Ketika mendekati hari tersebut, sambung Sawiyatun, biasanya terjadi fenomena alam yang tidak lazim.
"Kadangkala ada angin kencang tiba-tiba berhembus, ada ombak tiba-tiba," ucapnya.
Warga setempat yang hendak beraktivitas di waduk biasanya sudah ada persiapan, di antaranya membawa peralatan pengaman.
"Warga di sini sudah tahu, setiap mau ke mana pasti bawa alat pelampung," ujar dia.
"Entah mau ke ladang atau ke tengah waduk biasanya bawa pelampung. Warga sudah tahu," tambahnya.
Namun, Sawiyatun tidak memungkiri para pengunjung belum mengetahui mitos tersebut.
Para warga pun sudah berusaha mengingatkan pengunjung yang berkunjung ke waduk.