Agresifnya Taliban menimbulkan tekanan besar pada unit-unit pasukan elite, yang terus-menerus dikirim ke pusat medan perang di mana pasukan reguler menyerah kepada milisi.
Kepala Komando Operasi Khusus Mayor Jenderal Haibatullah Alizai mengatakan, pengurangan tajam dukungan udara AS menghambat operasi.
"Ini lebih menantang hari ini. Sementara kami berjuang di sebagian besar wilayah, di beberapa garis depan, itu semakin sulit. Tapi, kami tidak punya pilihan. Ini negara kami," kata Alizai kepada AFP, Rabu (4/8/2021). Pembunuhan brutal terhadap kelompok elite pasukan khusus pada Juni, setelah bala bantuan tak bisa datang, adalah ilustrasi gamblang tentang bagaimana mereka bisa terisolasi dan dikalahkan.
"Tidak pernah kalah dalam pertempuran"
Mengenakan kacamata penglihatan malam, senapan buatan AS, dan peralatan tempur modern lainnya, pasukan khusus Afghanistan sempat mengejutkan Taliban ketika mereka pertama kali muncul pada 2008.
Para pelatih mereka dari Amerika memujinya sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan, yang pada akhirnya dapat membantu Pemerintah Afghanistan memberantas Taliban dan mempercepat keluarnya AS.
"Operasi khusus di Afghanistan diciptakan secara unik menurut citra kami sendiri," kata Todd Helmus, analis RAND Corporation yang berbaur dengan tentara di lapangan pada 2013, kepada AFP.
"Mereka sangat bagus. Mereka sangat terlatih. Mereka tahu cara menembak, bergerak, dan berkomunikasi."
Di negara di mana pelatihan untuk tentara lokal sering kali belum sempurna, latihan untuk pasukan khusus sangat intensif, yaitu 14 minggu latihan menembak, taktik regu, serangan udara, dan latihan tembakan langsung.
Kontraktor swasta berperan menghimpun personel pasukan khusus Afghanistan.