Untuk diketahui, sejumlah temuan berhasil disingkap dari hasil autopsi ulang jenazah Brigadir J.
Salah satunya adalah fakta bahwa tidak ada luka-luka selain luka akibat kekerasan senjata api.
Ade menjelaskan, saat melakukan autopsi, gambaran luka-luka di jenazah Brigadir J masih sangat jelas.
"Saya bisa yakinkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kami, baik pada saat kita lakukan autopsi maupun dengan pemeriksaan penunjang dengan pencahayaan dan hasil mikroskopik, tidak ada luka-luka pada tubuhnya selain luka-luka akibat kekerasan senjata api," imbuh dia.
Selain itu, perbedaan dengan autopsi sebelumnya adalah jumlah luka tembak masuk dan keluar.
Autopsi pertama disebutkan ada tujuh luka tembak masuk dan enam luka tembak keluar.
Sedangkan autopsi kedua diketahui terdapat lima luka tembak masuk dan empat luka tembak keluar.
Meski pihak keluarga sempat menduga ada penganiayaan terhadap Brigadir J, tim forensik memastikan bahwa luka di tubuh Yosua seluruhnya diakibatkan karena tembakan.
Terkait luka-luka lain seperti jari yang rusak, Ade menyebutkan, itu merupakan luka bekas trajektori atau lintasan anak peluru yang menyerempet jari.
Menurut Ade, ada dua jari Brigadir J yang terserempet anak peluru, yakni jari kelingking dan jari manis tangan kiri.
"Kalau bahasa awamnya mungkin tersambar," kata dia.
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar