Pada bulan Juli, intelijen AS telah memperingatkan sebelumnya bahwa Teheran dapat mengirim ratusan pesawat tak berawak ke Rusia untuk mendukung perangnya di Ukraina.
Meskipun Iran awalnya membantah laporan itu, bos Garda Revolusi paramiliternya baru-baru ini membual tentang mempersenjatai negara yang kuat di dunia itu.
Dalam beberapa dekade terakhir, Iran telah muncul sebagai kekuatan drone yang sangat besar.
Terlepas dari pembatasan impor teknologi, Teheran telah memantapkan dirinya sebagai kekuatan utama yang dapat mengembangkan berbagai drone asli.
Iran telah membuat ceruk keuntungan sendiri dengan mengekspor drone untuk melayani tujuannya sendiri, seperti mempersenjatai Hizbullah dengan drone untuk menyerang Israel dan Houthi dengan teknologi drone untuk menargetkan Arab Saudi.
Sementara itu, Iran mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan Rusia karena sanksi melumpuhkan yang dikenakan pada Iran, setelah kegagalan kesepakatan nuklir pada 2018 saat Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut.
Kehebatan Drone Shahed-136
Teheran dilaporkan memiliki beberapa varian drone Shahed. Sementara Iran telah merilis rincian terbatas, Shahed berbentuk segitiga diperkirakan memiliki jangkauan sekitar 2.000 kilometer (1.240 mil).
Ini membuatnya mampu mencapai target yang tepat dari jarak jauh—kemampuan yang sangat dibutuhkan Rusia.
Shahed Aviation Industries, sebuah perusahaan dengan pengalaman panjang dalam penelitian drone, memproduksi drone ini.
Perusahaan juga mengembangkan Shahed-129 yang populer, tiruan Predator, Shahed-149, mitra Iran dari Reaper yang lebih besar, dan drone Shahed-181 dan 191 yang tersembunyi.