Gridhot.ID - Lebih dari 100 orang dinyatakan meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, kerusuhan dimulai usai laga Persebaya vs Arema FC usai pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.
Polisi membubarkan kerusuhan yang sudah terlanjur terjadi dengan menggunakan gas air mata.
Para suporter yang panik berhamburan keluar berdesak-desakan hingga berdersakan dan sesak napas bahkan berakhir meninggal dunia.
Dalam berbagai kejadian, penggunaan gas air mata memang cukup sering dilakukan untuk membubarkan demonstrasi.
Dikutip Gridhot dari Tribun Kesehatan, penggunaan gas air mata pertama kali digunakan dalam Perang Dunia I.
Namun karena efeknya jangka pendek dan jarang melumpuhkan, lambat laun penggunaan gas air mata justru digunakan oleh aparat penegak hukum untuk membubarkan gerombolan, melumpuhkan kerusuhan tanpa melibatkan senjata yang mematikan.
Apa Itu Gas Air Mata?
Gas air mata adalah zat terlarang yang tercantum dalam Konvensi Senjata Kimia Internasional 1993. Terlepas dari namanya, gas air mata bukanlah gas.
Mengutip dari Healthline, gas air mata merupakan kumpulan dari bahan kimia bertekanan tinggi yang dipanaskan dan dicampur dengan pelarut dan dilepaskan sebagai aerosol.
Zat yang paling sering digunakan sebagai gas air mata adalah senyawa halogen organik sintetik.
Sementara dua gas air mata yang paling sering digunakan adalah ω-chloroacetophenone atau CN, dan o-chlorobenzylidene malononitrile atau CS. Umumnya gas air mata berbentuk tabung, granat, atau semprotan.
Dampak Paparan Gas Air Mata
Apabila zat ini dilepaskan maka akan bereaksi dan menyebabkan rasa sakit serta iritasi terutama pada area lembab di tubuh, seperti mata, mulut, tenggorokan, dan paru-paru.
Selain iritasi ternyata ada bermacam efek yang dapat ditimbulkan dari gas yang dikeluarkan peluru ini seperti misalnya pendarahan, gangguan pernapasan, luka bakar dan yang paling parah menyebabkan kebutaan.
Efek lain dari gas air mata termasuk kesulitan menelan, mengeluarkan air liur dan rasa terbakar yang parah di mulut.
Dalam beberapa kasus, penggunaan gas air mata dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung serta mempercepat tekanan di area pernapasan.
Apabila hal tersebut tidak segera ditangani maka yang berpotensi menyebabkan sesak napas dan serangan jantung hingga kematian.
Sementara menurut Physicians for Human Rights, efek ringan dari paparan gas air mata yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan gejala gangguan stres pasca-trauma (PTSD) .
Cara Mengatasi Paparan Gas Air Mata
Ketika Anda terkena paparan gas air mata baik secara sengaja maupun tidak, usahakan tetap tenang dan jangan panik.
Meski tidak ada obat penawar untuk mengatasi efek samping dari paparan gas air mata.
Namun menurut Centers for Disease Control and Prevention, apabila Anda terkena paparan langkah pertama yang harus dilakukan yakni segera menutup hidung, mata, dan mulut, langkah ini diambil guna meminimalkan gas yang terhirup.
Mengenakan syal atau masker di hidung dan mulut dapat membantu mencegah sebagian gas memasuki area saluran pernapasan, sehingga meminimalisir efek sesak napas.
Mengenakan kacamata juga dapat membantu melindungi mata Anda dari kontaminasi gas.
Selanjutnya Anda bisa mencari udara segar dan menjauhi sumber gas air mata.
Biasanya uap dari gas air mata mengendap di tanah, maka apabila memungkinkan sebaiknya mencari tempat berlindung yang tinggi dari permukaan tanah
Cek seluruh bagian tubuh Anda, apabila kulit terkena gas air mata, segera basuh dengan air bersih dan sabun.
Cara ini dapat melindungi Anda dan orang sekitar dari sensasi terbakar di kulit dan wajah akibat kontaminasi gas air mata yang menempel di baju dan tubuh.
Apabila paparan gas mengenai mata, segera basahi mata dengan air digin bersih selama 10 sampai 15 menit.
Jangan gunakan air panas karena hal tersebut dapat membuka pori-pori dan justru akan semakin membuat bahan kimia meresap lebih dalam, sehingga menyebabkan iritasi kulit yang lebih parah.
Membasuh kulit atau mata dengan menggunakan susu magnesium atau campuran air dan natrium bikarbonat (soda kue).
Kedua bahan ini diklaim The Street Medic Guide dapat menetralisir rasa terbakar efek dari gas air mata.
Ini lantaran sifat susu dan natrium bikarbonat yang basa dapat menetralkan kandungan asam yang ada pada gas air mata.
Usahakan untuk tidak menggosok mata agar tidak semakin perih. Bila Anda mengenakan lensa kontak, segera lepas dan jangan menggunakannya kembali.
Setelah memberikan pertolongan pertama, langkah selanjutnya yang dapat Anda lakukan yakni melepaskan semua pakaian yang terpapar gas air mata.
Lebih baik memotongnya daripada menariknya ke atas kepala demi menghindari meluasnya paparan zat kimia.
Selanjutnya masukkan pakaian Anda ke dalam kantong plastik, untuk mencegah orang lain terkena bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam gas air mata,
Kebanyakan orang yang terpapar gas air mata tidak mengalami efek jangka panjang,akan tetapi dalam beberapa kasus paparan gas air mata dapat menyebabkan komplikasi parah dan berujung pada kematian.
Apabila Anda terkena gas air mata, segeralah untuk mencari pertolongan agar dapat dipantau oleh tenaga medis profesional.
(*)