Gridhot.ID - Mengapa tidak ada sidik jari pada jasad Tuti dan Amalia, korban kasus Subang?
Padahal jasad Tuti dan Amalia diangkat oleh para tersangka kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Pra rekontruksi kasus Subang beberapa waktu lalu bahkan memperagakan adegan sesuai kesaksian tersangka Danu.
Dalam pra rekontruksi, Danu bersama Yosep, Arighi dan Abi yang perannya digantikan, memperagakan adegan mengangkat jenazah Tuti.
Logika sederhananya, jika memang mereka tidak mengenakan sarung tangan, seharusnya sidik jari menempel pada jasad Tuti.
Pengacara Danu, Achmad Taufan mengatakan hal ini pula yang menimbulkan kecurigaan bahwa sebenarnya ada pihak lain yang terlibat, khususnya untuk menghilangkan sidik jari.
"Nah ini dugaan ada pihak-pihak tertentu yang turut membantu menghilangkan sidik jari dan lain-lain. Karena gak mungkin Almarhumah Bu Tuti terbang menunu Alphardnya," kata Taufan kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (7/11/2023).
Pasalnya berdasar keterangan Danu, tiga tersangka lain tidak mengenakan sarung tangan.
"Infonya engga," katanya.
Taufan meyakini ada pihak lain di luar lima tersangka kasus Subang yang bertugas menghilangkan barang bukti.
"Ada pihak yang menghilangkan barang bukti," kata Taufan.
Perlu diketahui bahwa saat ditemukan dalam bagasi mobil Alphard pada 18 Agustus 2021, jenazah Tuti dan Amalia tidak langsung dibawa ke rumah sakit.
Ambulans yang membawa dua jenazah ini sempat berhenti di beberapa tempat.
"Iya sudah kami sampaikan semua sama penyidik," kata Taufan.
Ia sangat meyakini bahwa pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu sudah direncanakan dengan matang.
"Kasus ini sudah dikondisikan dan direncanakan semua," katanya.
Pengakuan sopir ambulans
Sopir ambulans pembawa jenazah Tuti dan Amel, Imam mengakui jasad korban tak langsung dibawa ke rumah sakit
Imam merupakan pegawai Puskesmas Jalancagak.
Ia juga yang menyopiri ambulans dari TKP ke Rumah Sakit Sartika Asih.
Imam bercerita, membawa jenazah Tuti dan Amel selepas zuhur.
"Tiba di Rumah Sakit Aartika Asih jam 13.00 WIB, soalnya kami berangkat abis Zuhur," kata Imam saat diwawancaea Kades Jalancagak Indra Zainal.
Imam merunut mulai dari ke TKP kasus Subang lalu memasukkan jenazah pembunuhan ibu dan anak di Subang ke ambulans.
Setelah itu, jenazah dibawa ke Polsek Jalancagak.
"Dari pertama saya ke TKP dulu, dari TKP dimasukkain ke ambulans, kita kumpul di polsek dulu," katanya.
Menurutnya, sejumlah pihak melakukan brifing di Polsek Jalancagak, namun ia tak ikut.
"Kalau brifing kita nunggu di luar, yang brifing pihak polsek aja," katanya.
Tak hanya berhenti di Polsek Jalancagak, ambulans juga berhenti di pom bensin.
Hal ini diungkap oleh keponakan Yosep yang tak lain adalah anak dari Mulyana, Briptu Arif Lukman Nurhakim Miftahul.
Baur Humas Polres Subang ini menerangkan bahwa ambulans pembawa jenazah Tuti dan Amalia berhenti di pom bensin Ciater.
"Yang saya tahu di pom bensin Ciater, dua mobil ambulans dan satu mobil unit polsek berhenti untuk beli bensin dan Saudara Ace turun menghampiri petugas pom dan para sopir ambulans. Jadi tidak ada saya meminta kepada Saudara Yoris," kata Arif.
(*)