GridHot.ID - Pria di Amerika Serikat (AS) bernama Glynn Simmons dihukum atas perbuatan yang tidak dia lakukan.
Simmonsbahkan harus dipenjara selama 48 tahun, 1 bulan, dan 18 hari, kerena kasus pembunuhan.
Setelah usianya 71 tahun, Simmons sekonyong-konyong dinyatakan tidak bersalah atas pembunuhan yang dituduhkan kepadanya.
Ia pun dibebaskan dari penjara pada Juli 2023.
Dilansir dari The Guardian, Kamis (21/12/2023), Hakim Distrik Oklahoma County, Amy Palumbo, mengatakan bahwa Simmons tidak bersalah atas tuduhan yang ditujukan kepadanya.
"Pengadilan menyimpulkan dengan bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa pelanggaran yang menyebabkan Simmons dihukum dan dipenjarakan tidak dilakukan olehnya," ujar hakim tersebut.
Kasus yang jarang terjadi
Keputusan Palumbo yang menyatakan Simmons tidak bersalah merupakan hal yang jarang terjadi dalam sistem peradilan pidana AS.
Dalam sistem peradilan pidana, pengadilan harus menentukan apakah terdakwa terbukti bersalah atau tidak tanpa keraguan.
Terdakwa tidak perlu membuktikan dirinya tidak bersalah untuk dinyatakan tidak bersalah tanpa keraguan.
Keputusan Palumbo membuat Simmons memenuhi syarat untuk mendapatkan kompensasi dari negara sebesar 175.000 dollar Amerika atau hampir senilai Rp2,7 miliar.
Di sisi lain, pengacara Simmons, Joe Norwood, mengatakan kepada Associated Press bahwa keputusan tersebut juga memungkinkan Simmons untuk mengajukan gugatan federal terhadap penegak hukum dan entitas pemerintah yang terlibat dalam penuntutannya.
Namun, proses pengajuan gugatan tersebut bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Saat ini, Simmons mengandalkan sumbangan dari kampanye GoFundMe online untuk memenuhi kebutuhannya, sambil menjalani pengobatan kanker yang baru terdiagnosis setelah dia dibebaskan dari penjara.
Didakwa kasus pembunuhan
Dilansir dari Mirror, pada usia 22 tahun, Simmons dihukum karena tuduhan pembunuhan tingkat pertama dalam kasus perampokan toko minuman keras di Edmond, Oklahoma, pada Desember 1974.
Dia dan Don Roberts dinyatakan bersalah atas pembunuhan Carolyn Sue Rogers, seorang pegawai yang ditembak di kepala oleh dua perampok.
Simmons dan Roberts diidentifikasi oleh polisi setelah mereka menyelidiki dua saudara laki-laki, Leonard dan Delbert Patterson yang terlibat dalam pembunuhan lain. Simmons dan Roberts pun dimasukkan ke dalam barisan tersangka oleh polisi.
Diketahui, Patterson bersaudara ini terlibat dalam pembunuhan yang berbeda.
Polisi melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang pernah menghadiri pesta yang dihadiri Patterson bersaudara di Oklahoma City, termasuk Simmons dan Roberts.
Jaksa penuntut mengandalkan kesaksian seorang wanita yang terluka dalam perampokan tersebut, yang mengidentifikasi Simmons dan Roberts sebagai pelaku. Namun, kesaksian wanita tersebut kemudian berubah.
Simmons sedari awal membantah tuduhan tersebut, mengatakan dia berada di tempat lain pada saat pembunuhan terjadi.
Namun sayang, dia dan Roberts tetap dijatuhi hukuman pada tahun 1975.
Awalnya, mereka dijatuhi hukuman mati, tetapi hukuman itu akhirnya dikurangi menjadi penjara seumur hidup pada tahun 1977.
Roberts mendapat bebas bersyarat pada tahun 2008. Namun Simmons tetap dipenjara sampai Palumbo akhirnya membebaskannya pada bulan Juli 2023.
Vonis dibatalkan
Masih melansir The Guardian, vonis pembunuhan terhadap Simmons dibatalkan pada bulan Juli setelah seorang hakim di Oklahoma memutuskan bahwa jaksa penuntut menahan beberapa bukti dalam kasus ini, termasuk laporan polisi yang mendokumentasikan bagaimana seorang saksi mungkin telah mengidentifikasi tersangka alternatif.
Pria berusia 71 tahun itu dibebaskan dari penjara, dan jaksa penuntut negara bagian kemudian mengatakan bahwa mereka tidak akan mengadilinya kembali dalam kasus ini karena tidak ada lagi bukti fisik.
Meskipun demikian, pihak berwenang tidak secara resmi mengakui bahwa Simmons tidak terlibat dalam pembunuhan yang membuatnya dipenjara selama lebih dari 48 tahun.
Implikasinya, Simmons dianggap dipenjara secara tidak adil karena pelanggaran serius terhadap prosedur hukum dan bukan karena dia tidak bersalah.
Simmons kemudian mengajukan apa yang dikenal sebagai pernyataan tidak bersalah, dan hakim negara bagian Oklahoma, Amy Palumbo, mengabulkannya.
(*)