Find Us On Social Media :

Bak Hantu Gentayangan yang Ditakuti Teroris, Inilah 3 Pasukan Elit Indonesia yang Anggotanya Tak Sampai Ratusan, NAVY Seal Sampai Angkat Topi Lihat Taktik Mematikannya

Kopaska

Gridhot.ID - Sejauh ini memang TNI memiliki pasukan khusus yang disebut dengan Kopassus.

Sementara itu, pasukan khusus anti teror memang tidak hanya dimiliki oleh Polri.

TNI juga memiliki pasukan khusus untuk menghadapi para teroris.

Baca Juga: Ingat Mantan Dirut Garuda Ari Askhara? Dulu Kabar Skandalnya dengan Pramugari Hebohkan Indonesia, Kini Ditetapkan Tersangka, Sri Mulyani: Negara Dirugikan Rp 1,5 Miliar

Meski jarang dipublikasikan, pasukan anti teror TNI adalah satuan spesial dan misterius yang terbentuk dari sari pasukan khusus di tiap matra TNI.

Sebagai gambaran masing-masing matra TNI, Angkatan Darat (TNI AD), ANgkatan Laut (TNI AL) dan Angkatan Udara (TNI AU) memiliki satuan atau komando pasukan khusus.

Bila TNI AD memiliki Kopassus, TNI AU memiliki Paskhas, sedangkan untuk TNI AL memiliki Kopaska dan Taifib.

Baca Juga: 12 Tahun Cerai dari Ahmad Dhani, Maia Estianty Akui Masih WhatsApp-an dengan Mantan Suami: yang Nyuruh Mas Irwan, Kalau Ada Apa-apa Lu Gak Disalahin!

Nah dari komando pasukan khusus di tiap matra itulah dipilih pasukan terbaik yang kemudian dibentuk menjadi pasukan khusus anti teror.

Berikut ini pasukan khusus anti teror yang dimiliki Indonesia :

1. Sat 81 Gultor

Satuan 81 Penanggulangan Teror (Gultor) disebut sebagai satuan anti teror pertama yang dimiliki Indonesia.

Sat 81 Gultor adalah satuan yang ada didalam tubuh Kopassus TNI Angkatan Darat.

Didirikan pada tanggal 30 Juni 1982, Sat 81 Gultor mempunyai prestasi mentereng dalam hal penanggulangan terorisme yakni pembebasan sandera dalam Operasi Woyla di Thailand.

Baca Juga: Berstatus Mantan Anggota Kopassus, Agum Gumelar Soroti Aksi Purnawirawn di TMP Kalibata: Harusnya Jadi Prajurit baret Merah yang Dicintai dan Mencintai, Ini Malah Kejar-kejaran dengan Mahasiswa

Dalam operasi itu Sat 81 Gultor mampu melumpuhkan teroris yang menyandera penumpang pesawat Garuda DC-9 Woyla hanya dalam waktu kurang dari tiga menit.

Saat ini satuan ini lebih dikenal sebagai Sat 81dan telah menanggalkan julukan Gultor.

Saking elitnya kesatuan ini para anggota dan persenjataan mereka sangat dirahasiakan keberadaannya.

Baca Juga: Gegerkan Indonesia, Semula Tampak Meredup, Api Abadi Mrapen Padam Total untuk Pertama Kalinya, Ini Kata Gubernur Jateng

2. Denjaka

Detasemen Jala Mangkara atau Denjaka adalah satuan penanggulangan teror aspek laut milik TNI Angkatan Laut.

Berdiri pada tanggal 4 November 1984, Denjaka sudah malang melintang dalam operasi anti teror di negeri ini.

Terakhir Denjaka ikut dalam pembebasan kapal MV Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia.

Anggota Denjaka diambil dari satuan khusus milik TNI AL yang sudah ada, yakni Kopaska dan Yon Taifib.

Sama seperti Sat 81 Gultor, jumlah personil Denjaka sangat dirahasiakan.

Baca Juga: Ilegal di Amerika Tapi Boleh Dilakukan di Negaranya, Bandar Judi Inggris Setop Taruhan Donald Trump di Pilpres Amerika, Singgung Positif Corona Hingga Prosedur Standar

3. Detasemen Bravo 90

Detasemen Bravo 90 sekarang bernama Satuan Bravo 90 adalah unit anti teror milik TNI Angkatan Udara.

Satuan Bravo 90 dibentuk pada tanggal 12 Februari 1990.

Para anggota Satuan Bravo 90 diambil dari pasukan khusus angkatan udara Korps Paskhas.

Baca Juga: Sebut Bukan Solusi Tepat dan Hanya Akan Mengorbankan Kehidupan Masyarakat, Jokowi Ogah Lockdown Provinsi: Tidak Perlu Sok-sokan

Bersama dua satuan anti teror diatas, Satuan Bravo 90 tergabung dalam Pusat Pengendalian Krisis (Pusdalsis) BNPT.

Pusdalsis berisi gabungan satuan-satuan anti teror milik TNI-POLRI yang dapat digerakkan sewaktu-waktu jika negara membutuhkan.

Sekarang tinggal tunggu waktu saja RUU Anti Terorisme disahkan dan TNI, Polri beserta masyarakat Indonesia akan bersatu padu memberantas para pelaku teroris. (*)

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul "Pasukan Elit TNI Ini Dirahasiakan dan Menyeramkan Tercepat Lumpuhkan Teroris dalam 3 Manit"