"(Kalau ada yang sakit) kita bawa ke klinik yang ada di dekat sini," ujar Suparman.
"Kalau yang namanya demam kan biasa, kalau sudah dimasukkin lagi ke sini (penjara)."
"Pecandu narkoba kalau enggak ditahan, berkeliaran, gimana sembuhnya?," lanjutnya.
Suparman lantas menunjukkan kondisi di dalam kerangkeng manusia di rumah sang bupati.
Meski terlihat tak begitu luas, kata dia, kerangkeng tersebut bisa memuat paling banyak 50 tahanan.
"Di bawah pun bisa tidur, jadi dilapisi karpet. Maksimal 50 orang," jelasnya.
"Kalau sudah penuh ya tidak terima."
Lebih lanjut, Suparman membantah jika para tahanan dipekerjakan tanpa gaji di kebun kelapa sawit milik Terbit.
Justru, kata Suparman, para tahanan diberi pembinaan sesuai keahlian.
Hal itu pula yang dulu dirasakan Suparman.
"Dia dibina berdasarkan keahlian mereka. Misalkan dia dulu punya bengkel, kalau memang memungkinkan ya diberi keahlian," jelasnya.