Find Us On Social Media :

Presiden Terakhir Uni Soviet si Bintang Iklan Pizza Hut Meninggal Dunia, Punya Peran Sangat Besar dalam Sejarah Perang Dingin, Ini Profil Lengkapnya

Moskow, Uni Soviet. 14 Maret 1991. Presiden Uni Soviet, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet Mikhail Gorbachev memberikan pidato tentang referendum Uni Soviet 1991 tentang masa depan Uni Soviet untuk Central Television.

Baca Juga: China Dijamin Kesulitan Caplok Taiwan, Pihak Taipe Pastikan Bakal Tembak Armada Apapun yang Xi Jinping Kirim dan Membahayakan Wilayahnya, Patroli Kapal Perang AS dan Para Sekutu Seakan Tak Bisa Hindari Bentrokan

Alasan inilah yang mungkin membuatnya tetap tidak populer selama bertahun-tahun setelah runtuhnya Uni Soviet.

Iklan itu diketahui diposting ke Twitter pada Selasa (30/8/2022) sore oleh penulis dan profesor Justin Hendrix.

Dalam iklan yang berlangsung di Lapangan Merah Moskow, Gorbachev terlihat memasuki restoran Pizza Hut, dan pengunjung lainnya dengan cepat memperhatikan kedatangan mantan pemimpin tersebut.

Dua pengunjung berdebat tentang apakah masa jabatannya membuat Uni Soviet lebih baik atau tidak.

Satu berpendapat dia memberi mereka "kesempatan" dan "kebebasan".

Sementara yang lain mengatakan dia memberi mereka "kebingungan ekonomi" dan "ketidakstabilan politik."

Namun, restoran lain menyela untuk mengatakan bahwa "karena dia, kami memiliki banyak hal—seperti Pizza Hut".

Pernyataannya, dalam iklan, memungkinkan para pengunjung untuk menemukan pujian umum untuk Gorbachev, karena mereka semua setuju dengan berseru, "Salam untuk Gorbachev!"

Kebijakan Gorbachev pada dasarnya membantu membuka pintu bagi restoran Barat, seperti Pizza Hut, untuk dibuka di Rusia.

Pizza Hut pertama dibuka di Moskow pada tahun 1990.

Namun, di tengah invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai akhir Februari 2022, Pizza Hut telah bergabung dengan banyak perusahaan Barat lainnya dalam menangguhkan operasi di negara itu.

Baca Juga: Ada Tekanan di Ukraina, Vladimir Putin Ultimatum Militer Rusia Tambah Pasukan Sebanyak 137.000 Jiwa: Total Jadi Lebih dari Dua Juta

Gorbachev secara pribadi merasa perang merusak pekerjaan hidupnya, kata seorang teman dekat pada bulan Juli. (*)