Ceritanya, saat tentara Belanda melakukan patroli, dari kejauhan terdengar suara beduk ditabuh.
Kemudian para tentara itu berhenti dan bertanya kepada warga perihal suara tedur yang sayup-sayup terdengar dari kejauhan.
Dijawablah oleh warga jika suara itu adalah suara santri sedang tedur.
"Mendengar jawaban tersebut, Belanda ketakutan dan berkata keheranan sambil balik kanan, tedurnya santri aja kayak gitu, kalau bangun terus gimana, ya?" tiru KH Chalwani, diikuti gelak tawa para santri.
Menurutnya, itu cerita turun-temurun yang ia meyakini kebenarannya sebagai bagian dari keistimewaan tradisi tedur.(*)