Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bentukan Prabowo Subianto, Prajurit Baret Merah Disebut Mampu Bebaskan 3 Nelayan WNI yang Jadi Tawanan Abu Sayyaf, Mantan Tim Mawar Sebut Kopassus AD Hanya Butuh Waktu 10 Menit untuk Pembebasan

Candra Mega Sari - Kamis, 19 Desember 2019 | 11:13
Satuan Kopassus TNI Angkatan Darat
KOMPAS.com/Kristian Erdianto dan Farida Farhan

Satuan Kopassus TNI Angkatan Darat

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega

Gridhot.ID - Tiga nelayanasal Indonesia ditawan kelompok teroris Abu Sayyaf sejak 24 September 2019.

Ketiganya diculik ketika tengah mencari ikan di perairan Lahad Datu, Malaysia.

Ketiganya adalah Maharudin Lunani (48) dan anaknya, Muhammad Farhan (27), serta kru kapal Samiun Maneu (27).

Baca Juga: Ngemis-ngemis pada Indonesia, PM Malaysia Mahathir Mohamad Minta Kapal Skandal 1MBD Dikembalikan, Ini Alasannya

Dikutip dari Kompas.com, mereka berasal dari Baubau dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Penyanderaan ketiganya diketahui melalui rekaman video di laman Facebook.

Dalam video itu, para nelayan mengirim pesan agar Jokowi membebaskan mereka dengan membayar tebusan.

Baca Juga: Jadi Rebutan Orang Berduit di Malaysia, Plat Nomer Cantik Ini Ternyata Menyimpan Kode Rahasia

Dalam penculikan itu, penyandera meminta tebusan sebesar Rp 8,3 miliar.

Pemerintah Indonesia pun kini tengah berupaya untuk membebaskan tiga nelayan tersebut.

Namun, pemerintah menyatakan tak bakal membayar tebusan Rp 8,3 miliar kepada kelompok milisi Abu Sayyaf.

Menko Polhukam Mahfud MD menyebut, pemerintah masih bernegosiasi dalam membebaskan tiga nelayan WNI yang disandera di selatan Filipina itu.

Baca Juga: Nasib Tak Ada yang Tahu, Dulu Cuma Jabat Tangan PM Malaysia, Bocah Cilik Ini Kini Jadi Pimpinan di Kanada

"Sedang jalan nego-negonya untuk melakukan langkah-langkah penyelematan dan pembebasan tanpa mengorbankan satu jiwa pun, baik dari pihak penyandera maupun tersandera. Kita kan harus menyelematkan," kata Mahfud di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (9/12/2019).

Mahfud mengatakan, sampai saat ini kelompok Abu Sayyaf masih menutup diri.

"Ya kan minta tebusannya Rp 8,3 miliar kan, tapi kalau kita nuruti tebusan terus, masa kalah sama perampok," ujarnya.

Baca Juga: Bikin Indonesia Disegani, Inilah Kehebatan Tank Leopard 2 Ri Milik TNI AD, Dapat Memandu Meriam dalam Keadaan Gelap Gulita, PT-91M Pendekar Malaysia Tak Ada Apa-apanya

Mahfud mengatakan, negara memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan warganya, termasuk terhadap tiga nelayan yang disandera.

"Pokoknya kita akan menyelamatkan karena negara harus bertanggung jawab atas keselamatan warganya," kata dia.

Pemerintah Indonesia menginginkan proses pembebasan ketiga nelayan itu tanpa menimbulkan hilangnya nyawa dan noda kedaulatan negara terkait.

Baca Juga: Saingi Malaysia, Pemerintah Indonesia Siap Beli Pesawat Militer A 400 M Khusus untuk Sejahterakan Papua, Sudah Pesan Lima Padahal Harga Satuannya Rp 2,3 Triliun Rupiah

"Selama ini untuk tetap berusaha membebaskan tersandera tanpa korban jiwa dan tanpa menodai kedaulatan negara kita maupun negara-negara yang bersangkutan," ujar Mahfud.

Namun, langkah tersebut dirahasiakan karena menyangkutnya jalannya operasi pembebasan.

"Tentu ini rahasia karena kalau dibuka itu namanya bukan sebuah tindakan untuk pembebasan. Pokoknya kami sudah kompak sudah punya solusi langkah dengan berbagai tahapannya," lanjutnya.

Baca Juga: Ganyang Malaysia, Belum Sempat Kokang Senjata, Pasukan Negeri Jiran Sudah Dilibas Marinir Indonesia, Prajurit Komposit Inggris Tutupi Kekalahan dengan Dusta

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Sisriadi menyatakan TNI siap menurunkan Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI jika ada permintaan negara guna membantu pembebasan tiga WNI tersebut.

"Koopssus TNI siap dilibatkan dalam operasi bila ada permintaan dari negara terkait," ujar Sisriadi ketika dihubungi, Selasa (17/12/2019).

Mantan anggota Kopassus Fauka Noor Farid saat memberi keterangan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (18/12/2019).
TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA

Mantan anggota Kopassus Fauka Noor Farid saat memberi keterangan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (18/12/2019).

Koopssus TNI merupakan gabungan dari tiga matra, yakni darat, laut, dan udara.

Baca Juga: Cuma Jadi Tontonan Warga Saat Digebuki 20 Suporter Malaysia, Begini Kesaksian Fuad, Pendukung Timnas yang Jadi Korban Pengeroyokan

Satuan elite ini dapat meningkatkan efektivitas TNI dalam merespons operasi khusus.

Namun, Sisriadi menyatakan diterjunkannya Koopssus TNI perlu ada keputusan dari negara.

"(Perlu) ada keputusan politik di negara kita. Sampai saat ini belum ada permintaan dan keputusan politik negara," katanya.

Baca Juga: Pengikut Aliran Sesatnya Tersebar di Penjuru Indonesia Hingga Malaysia, Puang La'lang Ngaku Sebagai Maha Guru dan Rasul, Minta Para Anggota Bayar Rp 10 Ribu untuk Kartu Masuk Surga dan Perpanjang Umur 15 Tahun

Melansir dari Antara, Pengamat intelijen Fauka Noor Farid​ menilai pasukan Kopassus TNI AD mampu membebaskan tiga nelayan yang ditawan kelompok Abu Sayyaf.

"Kalau tim Kopassus kita pasti sudah sangat siap. Indonesia kan sudah terkenal dengan perang gerilya, ini yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf juga sama," kata Fauka, di Jakarta, Rabu.

Tak hanya terlatih dalam perang gerilya, menurutnya, korps baret merah dinilai mampu membebaskan ketiga sandera dalam keadaan selamat.

Baca Juga: Mbak You Sebut Akan Ada Orang Ketiga Hingga Sebabkan Keretakan Rumah Tangga Artis Berinisial B yang Kini Ikut Suami di Malaysia, Benarkah Laudya Cintya Bella?

Fauka menuturkan kiprah Kopassus dalam tugas pembebasan sandera di berbagai medan tak perlu diragukan karena sudah terbukti.

"Pada kondisi sesulit apa pun, contoh Mapenduma, itu sulitnya bagaimana. Tapi Kopassus mampu untuk membebaskan. Meskipun ada korban, tapi kecil," ujar mantan prajurit Kopassus ini pula.

Mengenai waktu pembebasan, mantan anggota Tim Mawar ini menyebut waktu yang dibutuhkan anggota Kopassus untuk pembebasan tak sampai 10 menit.

Prabowo Subianto dan prajurit Kopassus
IST via Tribunnews

Prabowo Subianto dan prajurit Kopassus

Baca Juga: Remaja Malaysia Ajak Ramai-ramai Pasang Kipas Angin pada 16 September untuk Kembalikan Kabut Asap ke Indonesia, Netizen Tanah Air Siapkan Aksi Perlawanan, Ini Rencana yang Akan Dilakukan

Keyakinannya didasari gemblengan keras selama tergabung dalam Kopassus yang memang dituntut siap menghadapi segala medan.

"Kalau kita diajarkan di Kopassus, pembebasan tawanan enggak ada sampai 10 menit. Enggak ada 10 menit, paling lama 15 menit. Habis itu pelolosan. Kalau Kopassus diturunkan," kata Fauka.

Namun, keberhasilan setiap misi pembebasan tergantung dari informasi yang diberikan intelijen sebelum melaksanakan tugas.

Baca Juga: Tak Tahu Malu Nyolong Ikan di Laut Indonesia, Kapal Malaysia Dibekuk Tim Bentukan Susi Pudjiastuti, Tepat di Saat-saat Terakhir Masa Jabatannya Sebagai Menteri

Menurut Fauka, Badan Intelijen Negara (BIN) diyakini sudah bergerak dan mengantongi informasi terkait kelompok Abu Sayyaf karena kehebatan pasukan pembebasan tak berarti bila tak punya informasi lengkap terkait musuh yang dihadapi.

"Kami bergerak kalau informasi sudah A1. A1 tentang tentang jumlah, posisi, medan, keamanan yang menyandera. Di situ kita bisa tahu, ditentukan struktur pasukan," ujar Fauka.

Direktur Institute Kajian Pertahanan dan Inteligen Indonesia atau IKAPII itu menyebut, peran Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Kepala BIN Budi Gunawan sangat penting.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kenakan mobil pribadi.
Kompas TV

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kenakan mobil pribadi.

Baca Juga: Dilempari Air Kencing Hingga Berakhir Ricuh di Stadion GBK, Malaysia Akan Laporkan Indonesia ke FIFA

Alasannya, Prabowo memiliki kemampuan pengalaman dalam kasus pembebasan dan kewenangan mengerahkan Kopassus.

Sedangkan Budi Gunawan sebagai pemimpin BIN memiliki jajaran yang sudah bergerak mengumpulkan segala informasi terkait kelompok Abu Sayyaf.

"Dipastikan berhasil, Insya Allah berhasil. Saya yakin, karena Pak Prabowo punya pengalaman, BG pun punya pengalaman. Kunci pembebasan sandera pertama intelijen, kedua gerakan pasukan," ujarnya pula.

(*)

Source :Kompas.comAntara

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x