Menurut sebuah lembaga think-tank, Center for Strategic and International Studies ( CSIS), barang dagangan dengan total nilai 3,4 triliun dollar AS atau setara Rp 49,5 kuadriliun melewati perairan tersebut sepanjang 2016.
Pernyataan AS yang dibalas oleh China tersebut membuat hubungan antara dua negara ini semakin panas dalam beberapa bulan terakhir.
Masalah kedua negara ini sangat kompleks mulai dari masalah teknologi dan keamanan nasional hingga kendali China atas Hong Kong melalui Undang-undang Keamanan Nasional.
Para analis memperkirakan eskalasi kedua negara tersebut akan terus meningkat menjelang pemilihan presiden AS pada November.
Konsultan risiko geopolitik Eurasia Group melaporkan pernyataan Pompeo tersebut merupakan eskalasi sengketa AS-China di Laut Cina Selatan secara diplomatik.
"Tidak ada pihak yang gatal ingin mempertemukan militernya, karena China berpikir Laut Cina Selatan dapat dimenangkan secara damai melalui gesekan jangka panjang,” tulis laporan tersebut.
Laporan tersebut menambahkan Presiden AS, Donald Trump, telah menunjukkan sedikit gaya militernya dalam berkonfrontasi dengan China.
"Namun, ketegangan kebijakan luar negeri antara Washington dan Beijing telah meningkat secara signifikan tahun ini dan tidak ada pihak yang cenderung menurunkan suhu,” sambung laporan tersebut.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul China Miliki Rudal Dongfeng 26 yang Ditakuti Amerika, Ini Kehebatannya (*)
Source | : | TribunJateng.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar