Oleh karena itu kompetensi menteri dalam mengatasi krisis dinilai menjadi nilai yang utama.
Meski begitu, Shinta bilang perubahan posisi menteri tidak akan serta merta membuat pemerintahan berjalan baik.
Sistem birokrasi dan koordinasi antar lembaga dan pemangku kepentingan menjadi hal yang patut dicermati.
"Reshuffle tidak berarti akan ada jaminan masalah akan selesai karena permasalahan tidak hanya pada menterinya," terang Shinta.
Implementasi kebijakan dalam penanganan Covid-19 harus sesuai dengan perencanaan sehingga memberikan dampak yang tepat.
Namun, Shinta tetap menyerahkan masalah perlunya reshuffle kepada Jokowi selaku pemilik hak prerogatif.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Terkait isu reshuffle kabinet Jokowi-Amin, ini harapan pengusaha.
(*)