GridHot.ID - Pengacara Fredrich Yunadi menggugat Setya Novanto dan sang istri, Deisti Astriani Tagor.
Fredrich menggugat mantan kliennya itu terkait biaya jasa hukum alias fee yang tak kunjung dilunasi pihak Setya Novanto.
Sosok pengacara ini benar-benar akan membuat sang mantan Ketua DPR RI miskin mendadak jika gugatannya dikabulkan oleh majelis hakim.
Hubungan Fredrich Yunadi dengan Setya Novanto sebenarnya dulu pernah baik, karena keduanya pernah memiliki hubungan erat dalam kasus korupsi e-KTP.
Kini, hubungan itu renggang dan Fredrich Yunadi menggugat Setya Novanto dan istrinya, Deisti Astriani Tagor, terkait biaya jasa kuasa hukum sekitar Rp 2,2 triliun.
Sebelum memasuki gugatan tersebut, sebaiknya kita mengenal sosok Fredrich Yunadi.
Berikut biodata Fredrich Yunadi, pengacara ini bisa bikin Setya Novanto miskin mendadak jika gugatannya dikabulkan.
Dikutip SURYA.co.id dari wikipedia.org, Fredrich Yunadi adalah pengacara pendiri kantor hukum "Yunadi & Associates" pada tahun 1994 bersama dengan 12 rekannya.
Fredrich lahir di Jakarta pada tanggal 1 Februari 1950 atau kini usianya 70 tahun.
Dia pernah menimba ilmu di Universitas Jakarta.
Minta Setya Novanto dan istrinya membayar kerugian imateriil
Advokat Fredrich Yunadi menggugat mantan Ketua DPR Setya Novanto dan istri, Deisti Astriani Tagor, terkait biaya jasa kuasa hukum.
Fredrich pernah menjadi kuasa hukum Novanto dalam kasus korupsi e-KTP.
Dalam salah satu petitum gugatannya, Fredrich meminta agar Novanto dan istri membayar kerugian materiil dan kerugian imateriil yang nilainya mencapai triliunan rupiah.
"Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar secara tunai, dan sekaligus segala kerugian kepada penggugat," seperti dikutip dari petitum gugatan Fredrich yang diunggah di situs Sistem Informasi Penelusuran Perkara PN Jakarta Selatan, Jumat (6/11/2020).
Dalam petitum gugatannya, Fredrich meminta agar hakim menyatakan secara hukum kesepakatan pembayaran jasa kuasa hukum dengan Novanto dan Deisti sebanyak 14 surat kuasa.
Fredrich juga meminta agar hakim menyatakan perbuatan Novanto dan Deisti yang tidak membayar seluruh biaya jasa kuasa hukum kepadanya merupakan perbuatan wanprestasi.
Fredrich pun memerinci bahwa kerugian materiil itu berasal dari 14 upaya hukum seharga Rp 2 miliar per upaya hukum dikurangi Rp 1 miliar yang sudah dibayar.
Kerugian materiil itu juga mencakup nilai 2 persen per bulan dikali Rp 27 miliar terhitung sejak somasi diterima Novanto pada Oktober 2019 hingga putusan gugatan ini berkekuatan hukum tetap.
Sementara itu, kerugian imateriil yang diajukan Fredrich totalnya Rp 2.256.125.000.000.
Angka itu berasal dari satu bulan pidana kurungan yang dinilai senilai Rp 62,5 juta dikali 90 bulan, yakni total masa pidana Fredrich dalam kasus perintangan penyidikan, sehingga totalnya Rp 5,625 miliar.
Selain itu, kerugian imateriil juga berasal dari uang tunai pembayaran denda senilai Rp 500 juta dan kehilangan pemasukan naskah senilai Rp 25 miliar per bulan dikali 90 bulan, sehingga totalnya Rp 2,25 triliun.
"Dan bilamana perlu dengan cara lelang terhadap harta kekayaan Tergugat I dan Tergugat II baik yang diletakkan sita jaminan maupun harta kekayaan lainnya sesuai ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku," demikian bunyi petitum gugatan Fredrich.
Kemudian, Fredrich juga meminta agar Novanto dan Deisti dihukum membayar uang paksa sebesar Rp 100 juta setiap harinya apabila lalai dalam memenuhi dan melaksanakan isi putusan.
Gugatan Fredrich ini telah terdaftar dengan nomor perkara 264/Pdt.G/2020/PN JKT.SEL sejak Jumat (20/3/2020).
Sidang pertama gugatan ini telah dilaksanakan pada Rabu (15/4/2020) dan proses persidangan telah memasuki pengajuan bukti dari tergugat pada Rabu (7/10/2020).
Kiprah Fredrich di dunia pengacara
Sebelumnya, terkait dengan profesinya sebagai pengacara, Fredrich bergelar SH, LLM, MBA, JD serta menjabat managing partner pada kantor pengacara Yunadi & Associates.
Kantor pengacara ini berdiri sejak tahun 1994 atau 23 tahun lalu dan beralamat di Jl Melawai nomor 8, RT 3/RW 1, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Berdasarkan data dari laman Yunadi.com, kantor pengacara Yunadi & Associates memiliki mitra, yakni Irjen Purnawirawan Aryanto Sutadi MH MSc, Haryadi, M Yasin Mansyur, Andi Koerniawan, YS Parsiholan Marpaung, Sandy Kurniawan Singarimbun, Sjahril Nasution, Bagus Satrio, Ilham Pandu Saputra, Riki Martim, Rizky Masapan, dan Finza Yugistira.
"Didukung oleh 12 pengacara, 25 mantan Hakim Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi, Polisi dan ahli-ahli hukum sebagai rekan," demikian tertulis pada laman tersebut.
Kantor pengacara ini juga menjadi rekanan yang terdaftar pada Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Rakyat Indonesia, Lippo Bank, Bank Danamon, Pertamina, Garuda Indonesia, Pelita Air Service, dan Merpati Nusantara Airline.
Juga BUMN lain dan instansi pemerintah.
Dikutip pula dari laman tersebut, kantor pengacara ini pernah menangani 14 kasus, sebagaimana tertulis di bawah ini.
"1. Membela Direksi Bank Exim dalam Kasus KERUGIAN VALAS DI BANK EXIM tahun 1998/1999 sebesar Rp 20 triliun dengan hasil memperoleh SP3 dari Kejaksaan Tinggi DKI."
"2. Membela kepentingan Bank Exim dalam Kasus mempailitkan PT. Pacific International Finance (Endang Utari Mokodompit & Andrian Woworuntu Cs) dengan hasil dikabulkan baik ditingkat Peradilan Niaga, Mahkamah Agung RI dan Peninjauan Kembali di MARI (tahun 1998/1999);."
"3. Atas permintaan Bank Exim dengan menggugat PT Indopac Perdana Finance (Endang Utari Mokodompit & Andrian Woworuntu Cs) dengan berhasil menyita seluruh harta kekayaan perusahaan dan masing-masing pribadi pemegang sahamnya (tahun 1998/1999);."
"4. Memenangkan kasus dalam tingkat PK Niaga di MARI dalam hal membela kepentingan International Finance Corporation Cs terhadap Dharmala Agrifood Tbk (Tahun 1999);."
"5. Membela kepentingan Padmo Sumasto, SH & Kartini Mulyadi, SH Cs dalam Kasus sengketa kepemilikan RS Sumber Waras (tahun 1999);."
"6. Memenangkan dalam kasus permohonan Praperadilan terhadap Direktur Reserse Ekonomi MABES POLRI atas penyitaan motor Merk Millenium yang tidak sah, bahkan putusan Praperadilan ini telah menjadi jurisprudensi putusan praperadilan (tahun 2000);."
"7. Memenangkan dalam kasus gugatan Merk Millenium di PTUN Jakarta (tahun 2000);."
"8. Menangani kasus pidana penggelapan yang dilakukan oleh The Ning Kong (PT. Jakarta Kyoei Steel Works Ltd, Tbk VS PT. Inter World Steel Mills Indonesia, sudah dinyatakan P-21 oleh Kejati DKI Jakarta (tahun 2004);."
"9. Membela kepentingan PT. Inter World Steel Mills Indonesia dengan mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap Bank Global dan PT. Jakarta Kyoei Steel Works Ltd, Tbk dan berhasil menyita seluruh Aset PT. Bank Global dan PT. Jakarta Kyoei Steel Works Ltd, Tbk (tahun 2004);."
"10. Membela kepentingan PT. Inter World Steel Mills Indonesia dan memenangkan atas gugatan Pailit yang diajukan oleh Bank Global di tingkat PK terhadap PT. Inter World Steel Mills Indonesia (tahun 2004);."
"11. Membatalkan Lelang atas dasar Sertifikat Fidusia yang diajukan Bank Global terhadap PT. Inter World Steel Mills Indonesia (tahun 2004);."
"12. Membebaskan (bebas murni) tersangka Korupsi pejabat Dolog Jatim dalam Kasus Raskin di PN Sidoarjo (tahun 2004) dan tetap memperoleh vonis bebas murni dari MARI (tahun 2005);."
"13. Membebaskan tersangka korupsi Wakil Ketua DPRD Sidoarjo dari Tahanan Rutan (tahun 2004);."
"14. Mewakili 3686 karyawan/i PT Tae Hwa Indonesia memperoleh putusan berkekuatan hukum tetap atas putusan P4P tentang pembayaran pesangon 2 kali PMPK (tahun 2005)."
Selain 14 kasus di atas, dia juga membela Novanto dan Budi Gunawan saat masih berpangkat komisaris jenderal yang ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan membela mantan Kepala Bareskrim Polri Komjen purnawirawan Susno Duaji.
Karena kehebatannya menangani puluhan kasus hukum, Fredrich kemudian mencalonkan diri sebagai komisioner KPK pada tahun 2010.
Namun, setelah menjalani fit and proper test di DPR RI, dia gagal terpilih.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judulBiodata Fredrich Yunadi, Advokat Ini Bisa Bikin Setya Novanto Miskin Mendadak, Gugat Rp 2,2 Triliun(*)