Laporan Wartawan GridHot.ID, Desy Kurniasari
GridHot.ID - Beberapa waktu lalu viral sebuah foto yang menunjukkan mobil pelat merah terparkir di pinggir jalan.
Bahkan sang pemilik mobil juga memasang kanopi untuk memayungi mobil tersebut.
Foto tersebut pun membuat Kepala Dinas Perhubungan dan Camat daerah setempat mengaku geram dan akan turun tangan menegur pemilik rumah dan kendaraan tersebut.
Melansir Kompas.com, pemilik mobil dinas tersebut diketahui seorang pejabat Komisioner KPU Provinsi NTB. Adapun pengunggah foto viral itu adalah salah seorang warga yang awalnya hanya mengaku iseng.
Ery Nugroho Houstanto (44) warga Mataram, NTB, yang diketahui sebagai pengunggah pertama foto tersebut saat dikonfirmasi mengaku hanya iseng.
Ia tidak menyangka foto tersebut justru akan menjadi viral di media sosial dan merugikan orang lain.
Ery mengaku telah mengetahui kanopi yang dijadikan untuk garasi mobil di jalan itu sebenarnya sudah setahun lalu.
Saat itu, ia sedang berkunjung ke rumah saudaranya yang berlokasi di perumahan tersebut.
"Awalnya saya tahu itu setahun yang lalu, waktu saya mencari alamat saudara saya, dan kebetulan melihat ada kanopi itu," kata Ery saat dihubungi, Senin (16/11/2020).
Belakangan ini, ia kembali melewati tempat itu. Tapi tak disangka, kanopi yang dipasang setahun lalu ternyata masih tetap berdiri kokoh di lokasi tersebut dan belum dibongkar pemiliknya.
"Kebetulan Minggu kemarin, kalau ndak salah hari Rabu saya ke Daerah Getap. Saya iseng-iseng penasaran ingin melihat kanopi di jalan itu, apakah hanya digunakan sementara, eh tapi pas saya lihat, ternyata masih," kata Ery.
Karena merasa heran dengan adanya garasi yang berada di jalan tersebut, ia kemudian iseng dan memotretnya untuk diunggah ke media sosial.
Tapi tak disangka, setelah mengunggah foto tersebut justru kemudian menjadi viral di medsos. Karena belakangan ada orang yang merasa dirugikan dan keberatan dengan adanya fotonya itu, ia kemudian sepakat untuk menghapusnya.
"Setelah viral itu, ada orang yang meminta saya untuk menghapuskan postingan itu. Ya, saya hapus, kan kita tidak tahu kalau postingan itu ada yang merasa dirugikan," kata Ery.
Dilansir dari TribunSolo.com, ungkapan permintaan maaf Komisioner Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Nusa Tenggara Barat Syamsuddin kepada warga yang telah merasa dirugikan dengan pembuatan kanopi untuk garasi.
Hal ini dilakukannya setelah viral foto mobil parkir di jalan di sebuah perumahan.
"Saya sekeluarga memohon maaf sedalam-dalamnya kepada semua pihak lebih pada lembaga KPU," kata Syamsuddin, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Selasa (17/11/2020).
Selain itu, Syamsuddin juga menyampaikan jika telah meminta maaf kepada Ery Nugroho Houstanto, orang yang mengunggah foto mobil dinas tersebut terparkir di bawah kanopi yang akhirnya memunculkan saran dan komentar untuk melakukan pembongkaran.
"Dan kepada saudara Ery yang meng-upload pertama kali di medsos, saya bertemu langsung dan sekaligus memohon maaf terhadap beliau," kata Syamsuddin.
Komisioner KPU NTB Divisi Perencanaaan, Data, dan Informasi itu, mengaku, alasan mendirikan kanopi sebagai garasi agar mobil tersebut tidak mudah rusak terkena sinar matahari maupun hujan.
Syamsuddin menyampaikan, dirinya mendirikan kanopi tersebut lantaran tidak adanya lahan di rumahnya untuk membuat garasi.
Ia menyebut, jalan di rumahnya tersebut selama ini jarang dilalui oleh masyarkat dan khusus penghuni BTN Sweta.
Kanopi yang terbuat dari spandek itu sudah dibuatnya sejak tahun 2013 lalu.
Sementara itu, Yana Rohmaya, istri Syamsuddin menyebutkan, pihaknya sudah membongkar kanopi garasi mobil dinas suaminya itu.
"Iya, tadi kami sudah bongkar, supaya tidak menimbulkan komentar-komentar lagi," kata dia.
Menurut Yana, pembuatan kanopi tersebut lantaran suaminya ingin merawat fasilitas negara yang diamanatkan.
"Bapak itu hanya ingin merawat mobil Negara, bapak berpikir tidak hanya menunggang (menggunakan) fasilitas negara, tapi juga merawatnya agar tidak cepat rusak," kata Yana.
Yana menyampaikan bahwa suaminya itu sering keluar daerah dan kemudian meninggalkan mobil selama beberapa hari.
"Kan kadang bapak itu (Syamsuddin) pergi ke Jakarta dalam rangka tugas dinas, terus dia tinggalin mobilnya, 3 sampai 4 hari, kan kasihan kalau dibiarkan kena panas, hujan," kata Yana.
Yana mengungkapkan, awalnya, sempat membuat atapnya dengan terpal, namun karena tidak tahan lama akhirnya membeli spandek sebagai atapnya. (*)