"Pada titik ini, tidak ada yang tahu apa yang mungkin dilakukan presiden bulan depan," kata seorang mantan komandan Komando Utara (NORTHCOM).
"Meskipun saya yakin kepemimpinan militer berseragam telah mengacau di kanan, kegilaan belum pernah terjadi sebelumnya dan kemungkinannya tidak terbatas," tambahnya.
Saat masih menjabat, Trump telah mengeluarkan beberapa lusin grasi.
Seperti yang dilaporkan Grio dalam sepekan terakhir ini, POTUS telah mengeluarkan 49 grasi dan grasi kepada sekutunya.
Di antara mereka yang diampuni termasuk mantan ketua kampanye Paul Manafort, mantan penasihat keamanan nasional Michael Flynn dan penasihat kampanye George Papadopoulos.
Meskipun Mahkamah Agung menolak upaya Trump untuk membatalkan hasil pemilihan di empat negara bagian, dia bersikeras belum berakhir.
"Ini tidak seperti pemilihan yang ketat," kata Trump.
“Anda melihat Georgia, kami menang besar," katanya.
"Kami memenangkan Pennsylvania dengan besar," tambahnya.
"Kami memenangkan Wisconsin juga dengan besar," klaimnya.
"Kami menang besar,” klaimnya lagi.
Sedangkan para pemimpin pertahanan dari Pentagon memberi tahu Newsweek bahwa militer tidak memiliki peran untuk dimainkan dalam hasil pemilihan presiden.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Militer Waspadai Ancaman Darurat Militer Trump: 'Kegilaan yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya"
(*)
Source | : | Serambi News |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar