GridHot.ID - Baru menginjak awal tahun, bencana alam sudah melanda Tanah Air.
Diketahui bahwa musibah banjir terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan selama beberapa hari belakangan.
Dilansir dari Wartakotalive, banjir besar dan merata yang hampir melanda seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Selatan mengejutkan masyarakat setempat.
Masyarakat menyebut, banjir seperti itu baru kali ini terjadi sepanjang sejarah.
Banjir di Kalsel menyebabkan sejumlah orang meninggal dan ratusan ribu warga lainnya mengungsi akibat perkampungan mereka terendam banjir.
Sejauh ini, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNBP) menyampaikan terdapat tujuh kabupaten yang terdampak banjir di Kalimantan Selatan yakni Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kota Tanah Laut.
Sementara itu sejumlah organisasi pemerhati lingkungan hidup menyoroti banjir kali ini disebabkan oleh rusaknya ekologi di Kalsel akibat ulah manusia.
Greenpeace Indonesia melalui @GreenpeaceID menerangkan bahwa lebih dari separuh hutan hujan Kalimantan hilang dalam 50 tahun terakhir, berganti dengan perkebunan monokultur dan lubang tambang batubara.
"Kini meningkatnya suhu bumi yang disebabkan pembakaran batubara dan hilangnya hutan, membawa bencana Krisis Iklim ke tanah Borneo," tulis @GreenpeaceID pada Sabtu (16/1/2021).
Greenpeace Indonesia menyebut bahwa kerusakan ekologi yang belum juga menjadi perhatian serius pemerintah @jokowi, mengantar pada bencana yang kembali mengawali awal pergantian tahun.
"Banjir Kalsel di awal tahun ini bukanlah yang pertama terjadi, tapi justru menimbulkan dampak yang kian parah."
Greenpeace Indonesia juga menyoroti tingginya curah hujan yang dijadikan alasan utama atas banjir yang terjadi.
Padahal, faktor yang tidak kalah penting yakni adanya kerusakan lingkungan yang telah terjadi.
"Tingginya curah hujan masih dijunjung sebagai faktor. Padahal, laju #krisisiklim yang terus diperparah oleh ketimpangan lingkungan hidup atas kepentingan lahan industri menjadi penyebab utama."
"Perlu selalu kita sadari bahwa keseimbangan ekologi bukan hanya perihal pelestarian lingkungan ataupun ekosistem alam di luar sana, tapi juga soal hajat hidup yang dekat dengan kita semua. Soal bencana yang semakin marak mengancam nyawa.
Waktunya tanamkan kepedulian untuk bersama mendorong upaya pemulihan lingkungan menuju normal baru yang berkelanjutan, demi meredam ancaman bencana yang berulang. Semoga saudara-saudara kita selalu berada dalam keselamatan."
Warga butuh bantuan
Sebagian besar wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dilanda banjir sejak beberapa hari lalu hingga Jumat (15/1/2021).
Meski bantuan mulai mengalir, banyak warga Kalsel yang menyebut masih belum mendapatkan bantuan logistik seperti makanan hingga pakaian.
Tagar #KalselJugaIndonesia langsung memuncaki trending topik Twitter.
Masyarakat Kalsel meminta pemerintah memperhatikan musibah banjir di sana yang sudah berlangsung selama tiga hari.
Di sisi lain, banyak warga yang mengungsi namun belum mendapatkan bantuan apapun.
Adapula yang menginformasikan dirinya masih terisolasi akibat akses terputus.
Tidak sedikit bahkan warga yang kemudian mengandalkan pertolongan dari relawan.
"Tolong yang bisa menghubungi relawan lah. Carikan atau antari aku nasi ke Bulai dalam arah Banua Binjai. Kawan ulun Maria di Loteng. Terakhir siang masih di loteng belum makan dari semalam," tulis akun Jihandinaa.
"Guys ini kabar dr slh satu tmn aku di Kalsel Dia orng yg berduit, ga kekurangan. Tp yg jadi masalah disana adalah barangnya yg gaada wlwpun duitnya ada. Krn jembatan utamany putus jd gbs masuk itu logistik dr darat. I really want to help tp bener2 clueless," tulis @anggig_birds
Warga butuh bantuan logistik
Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan juga menjadi satu kecamatan yang terdampak banjir, Jumat (15/1/2021).
Diungkapkan, Camat Gambut, Ahmad Fauzan, SSTP, banjir kali ini merupakan banjir terparah sejak 40 tahun terakhir merendam Kecamatan Gambut.
"Ini yang terparah, rumah-rumah yang tidak pernah kebanjiran turut terdampak banjir dengan kedalaman air yang bervariasi," Ujar Fauzan Kepada Banjarmasinpost.co.id.
Menurut nya, ketinggian air di jalan-jalan masuk komplek atau gang sudah sepaha.
Sementara untuk di dalam rumah ada yang mencapai selutut atau di atas 50 sentimeter.
Mengingat banjir ini adalah yang terparah, pihaknya menginstruksikan kepada Lurah dan Pembakal untuk mendirikan Posko siaga banjir sekaligus untuk tempat pengungsian di tiap desa dan kelurahan.
"Sementara Posko Induk sekaligus tempat pengungsian di Kecamatan Gambut. Ada di Gedung Serbaguna Aula Kecamatan Gambut," Ujarnya.
Semenjak debit air semakin naik dari kemaren, menurutnya sudah hampir 100 orang yang di evakuasi ke Gedung Serbaguna ini.
Namun, sekarang bertambah menjadi 100 lebih yang terdiri dari Ibu-ibu, lansia, anak-anak dan lainnya. Sedangkan pengungsi di kelurahan gambut mencapai 7 ribu atau sekitar 2250 KK.
Untuk bantuan, saat ini bantuan logistik yang di dapat adalah dari Anggota DPRD dapil 3 dari putra dan putri asli Gambut, Kabupaten Banjar, PDAM Intan Banjar, Bank BRI, PD Baramarta, Dinsos Kalsel dan para dermawan lainnya.
Evakuasi warga yang terdampak banjir ke Gedung Serbaguna Aula Kecamatan Gambut di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
Namun, dirinya juga tidak memungkiri masih menunggu dan mengharapkan bantuan dari Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar.
"Bantuan tambahan logistik seperti mie, minyak goreng, beras, telor, ikan kaleng, air mineral untuk di dapur umum," katanya
Dan bantuan terpenting juga kami memerlukan karpet atau alas tidur serta selimut untuk warga, khususnya untuk para lansia dan anak-anak yang ada di pengungsian ini.
"Kami juga sedang menunggu bantuan perahu karet yang saat ini sedang dikirim oleh UPT Damkar Kabupaten Banjar," Sambungnya.
Diketahui, Dalam proses pengevakuasian warga Kecamatan Gambut pihaknya berkoordinasi serta bekerjasama dengan TNI Koramil 1006-08 Gambut, Polsek, UPT Damkar serta dibantu pula oleh Relawan Kerukunan Gambut yang merupakan gabungan BPK swasta dan relawan di Gambut.
Pemkot Banjarmasin tetapkan status Tanggap Darurat
Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin resmi menaikkan status Banjarmasin menjadi tanggap darurat banjir.
Kamis (14/1/2021) Pemko Banjarmasin telah menetapkan status siaga darurat banjir mengingat Banjarmasin sedang dikepung banjir dan juga air pasang.
Kondisi ini pun semakin memburuk hingga hari ini Jumat (15/1/2021), Pemko Banjarmasin pun menaikkan status menjadi tanggap darurat.
Hal ini diumumkan langsung oleh Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina, lewat video yang diposting melalui instagram @ibnusina.official.
"Assalamualaikum WR WB. Warga Kota Banjarmasin, saat ini kita bersama-sama mengetahui bahwa kemarin kami sudah menetapkan kondisi status bencana banjir di Banjarmasin yaitu siaga darurat, hari ini dengan melihat situasi dan kondisi laporan dari BPBD dan juga posko di kecamatan terjadi pengungsi dan sebagainya, termasuk juga tingginya air, kami hari ini juga menetapkan status Banjarmasin sebagai tanggap darurat bencana banjir dan air pasang," ujarnya dalam video berdurasi satu menit 27 detik tersebut.
Masih dalam video tersebut, Ibnu Sina menerangkan bahwa berbagai upaya sudah mulai dilakukan oleh Pemko Banjarmasin terkait hal ini.
"Seluruh sumber daya, emergency dan sebagainya sudah kita kerahkan, termasuk beberapa lokasi yang menjadi tempat pengungsian. Kita juga akan mendirikan dapur umum di tiap kecamatan. Paling tidak untuk kebutuhan sehari-hari. Semoga cepat berlalu, tetap siaga dan waspada," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judulGreenpeace: Lebih dari Separuh Hutan Hujan di Kalsel Berganti Jadi Tambang Batubara dan Pekebunan(*)