GridHot.ID - Pasca tak lagi menjabat Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo diketahui menjadi tukang las.
Melansir Tribunnews.com, hal itu disampaikan dalam unggahan akun Instagram pribadinya @fx.rudyatmo, Sabtu (20/2/2021).
"Katah sing tanglet, kegiatane kulo nopo mawon upami pun mboten dados walikota? Lha niki kulo jawab, salah satu kesibukane yaiku mbaleni dados tukang las."
(Banyak yang bertanya, kegiatan saya apa saja jika tidak menjadi wali kota? ini saya jawab, salah satu kesibukan yaitu kembali menjadi tukang las)," tulisnya.
Sementara itu, dilansir dari TribunSolo.com, FX Hadi Rudyatmo menjadi salah satu wali kota Solo paling ikonik, yang pernah dimiliki Kota Solo.
Total, pria yang dikenal dengan brengos alias kumis tebalnya ini, sudah 10 tahun mengabdi sebagai wali kota Solo.
Itu belum termasuk masa 5 tahun sebagai Wakil Wali Kota Solo, mendampingi Joko Widodo alias Jokowi.
TribunSolo.com berkesempatan melakukan wawancara eksklusif bersama FX Rudy dalam acara Ngobrol Sore yang berlangsung pada Senin (22/2/2021).
Dalam wawancara yang digelar di kediaman FX Rudy, di Pucang Sawit Solo itu, FX Rudy berkisah tentang banyak hal.
Tidak hanya soal kenangan selama 15 tahun mengabdi jadi wali kota, tapi juga kisahnya bersama partai politik yang membuat namanya besar, PDIP Perjuangan.
Nah, dalam kesempatan wawancara itu, FX Rudy sempat tak tahan menitikkan air mata.
Ia tak kuasa menahan perasaan emosional dan haru, ketika mendapat satu pertanyaan dari wartawan TribunSolo.com.
Saat itu, FX Rudy ditanya soal kenangan tak terlupakan bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Kisah unik ini sebelumnya memang beredar di telinga banyak orang.
dari kisah ini pula, konon, nama FX Rudy begitu diingat oleh Mega, hingga kabarnya FX Rudy menjadi kader partai kesayangan Mega hingga kini.
TribunSolo.com pun berusaha mencari tahu, benarkah kisah itu benar adanya.
Dalam satu kesempatan, saat FX Rudy masih sebagai kader partai dan belum menjadi pejabat negara, Mega datang ke sebuah acara di Solo.
FX Rudy kemudian melihat, kursi yang diduduki oleh Mega, dalam kondisi tidak layak.
Kursi itu digambarkan ringkih, tidak seimbang, sehingga bisa saja membuat Mega terjatuh.
Tak diduga oleh semua orang, FX Rudy lalu mendatangi Mega.
Ia kemudian membiarkan kakinya, menjadi pengganjal kursi Mega.
Kaki FX Rudy itu akhirnya diletakkan di bawah kaki kursi Mega, sehingga kursi Mega itu bisa seimbang.
Sepanjang acara, Rudy mengorbankan kakinya, agar Mega tak jatuh.
FX Rudy pun membenarkah kisah itu benar adanya.
"Betul. Tapi kalau kapan tahunnya, saya lupa ya," ujar Rudy.
"Jadi, saya itu kalau Ibu (Mega) itu melakukan kegiatan apapun, saya kan harus melihat situasi dan kondisi. Jangan sampai Ibu... mohon maaf...," kata Rudy, tiba-tiba memberhentikan kalimatnya.
Rudy terdiam beberapa detik.
"Sik (tunggu, Red)... sebentar," lanjut Rudy.
Matanya memerah dan mulai terlihat berkaca-kaca.
"Jangan sampai Ibu saya ini jatuh gitu lho, ibu saya" lanjut Rudy.
"Sehingga saya ganjel pakai kaki ini cukup lama juga,"
"Jangan sampai Ibu saya ini terjatuh. Karena Kalau terjatuh itu filosofi nggak baik. makanya, kaki saya saya korbankan untuk beliau," ujar Rudy sambil terus menahan air matanya jatuh.
Apakah itu pengalaman yang emosional bagi Pak Rudy? tanya TribunSolo.com.
"Kalau emosional tidak ya," ujar Rudy, kali ini sambil menyeka air mata.
"Saya sebagai kader partai hanya bertugas menjaga aset partai. Mbak Mega saya anggap sebagai pemimpin dan aset partai. Saya punya kewajiban di situ,"
"Dan Mbak Mega tidak boleh disakiti siapapun. Kalau ada yang menyakiti, saya orang pertama yang di depan," kata Rudy, sambil menyeka air mata.
Kembali Jadi Tukang Las
Baru sehari tak menjabat Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengerjakan kesibukan yang tidak biasa.
Tidak di atas meja, tetapi justru melakukan hal unik sehingga beda 360 derajat dengan sosok mantan orang nomor satu di Kota Bengawan itu.
Ya, biasanya pakai jas, kemeja hingga sepatu kulit.
Tapi kini tampak beda saat ditemui TribunSolo.com, Rudy sapaan akrabnya kaus berkerah, celana kolor dan sandal jepit.
Lantas apa yang dilakukan pria yang masih jadi Ketua DPC PDIP Solo itu?
Rudy ternyata tengah melakoni pekerjaan sebagai tukang las.
Dia tengah mengerjaan proyek di bengkel las yang sudah dirintis bersama rekannya.
Lokasi bengkel tersebut berdekatan dengan rumahnya di Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres.
Saat itu Rudy mengelas tandon air pesanan orang sembari menggunakan kacamata khas las dan tampak lihai.
Pesanan tersebut nantinya akan digunakan untuk dipasang di pinggir sungai.
Bahkan dengan terang-terangan, Rudy menegaskan setelah purna tugas tidak perlu gengsi atau khawatir dengan pekerjaan lain.
"Gak usah gengsi, tidak turun derajat, tidak ada," aku dia kepada TribunSolo.com, Kamis (18/2/2021).
Menurut Rudy, hidup ini yang penting bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
"Yang penting urip kui urup (hidup itu menyala)," jelas Rudy.
Dia juga memiliki prinsip, jika dulu sebagai Wali Kota Solo adalah pelayan masyarakat.
Menurut di, bila ada pejabat seperti wali kota atau gubenur gengsi untuk bekerja di masyarakat berarti bukan pelayan masyarakat, tetapi bersifat penguasa.
"Karena saya pelayanan masyarakat," aku dia.
Bahkan dia menyatakan keluarganya tidak mempermasalahkan apapun pekerjaannya setelah 'pensiun' menjadi Wali Kota Solo.
Rudy mengatakan, sampai saat ini tidak ada protes dari keluarga terkait pekerjaannya.
Entah apakah jadi tukang las, tukang kayu dan lain sebagainya.
"Keluarga mendukung, tidak ada yang larang, yang penting halal," tuturnya.
Di sisi lain, Rudy merasa masih memiliki utang kepada masyarakat.
Utang tersebut adalah mengambil ijazah untuk masyarakat tidak mampu.
"Masih utang tentang masyarakat kecil, lemah, miskin dan tertindas," terang dia.
Menurut dia, soal mengambil ijazah anak yang tidak mampu ini penting karena mereka anak tidak berdosa yang terkena dampak.
"SPP tanggung jawab orang tua, sehingga ijazah ditahan," papar dia.
Dia menekankan, bila ijazah ditahan anak tersebut tidak akan bisa melanjutkan kuliah atau untuk mendaftar kerja.
"Itu yang perlu ditekankan," ungkapnya.
Tangis Haru PNS
Sebelumnya, Wali Kota FX Hadi Rudyatmo dan Wakil Wakil Kota Solo, Achmad Purnomo resmi pamitan dan tinggalkan tempat keduanya bekerja, Rabu (17/2/2021).
Dari pantauan TribunSolo.com, Rudy dan Purnomo mendatangi satu-persatu PNS yang setiap hari bersinggungan dengannnya di lingkungan Pemkot Solo.
Keduanya berjalan menyambangi PNS yang berjejer sekira pukul 10.00 hingga pukul 11.30 WIB.
'Suwun nggih pamit (makasih ya pamit)," celetuk Rudy sembari melambaikan tangan bersama Purnomo yang disambut para PNS di halaman Balai Kota Solo.
Karena saking antusiasnya PNS, sampai-sampai mereka meminta foto bersama dan salaman meskipun diwanti-wanti Rudy.
"Matur nuwun...matur nuwun, wes dang tangane dicuci (makasih, makasih, udah segera cuci tangan)," pinta Rudy diiyakan para PNS sembari mengiyakannya.
Bahkan saat meninggalkan Bali Kota Solo sembari melangkah kaki ke Bus Pemkot yang akan mengantarkannya, Rudy tampak berkaca-kaca.
Banyak di antaranya mereka yang mengantarkan Rudy meninggalkan Pemkot, meneteskan air mata.
Tangis pun pecah dari mereka akan sosok yang selama belasan tahun memimpin Kota Bengawan itu.
"Sampai jumpa lagi Pak Rudy, kami bakal rindu," kata PNS terdengar saat berjejer di halaman Balai Kota.
Adapun Rudy diantar ke kediamannya di Kampung Badran RT 002 RW 009, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres.
Sementara Purnomo diantar ke rumahnya di Jalan Bhayangkara Nomor 23 , Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan.
Mereka menggunakan bus warna hitam berlogo 'Pemerintah Kota Surakarta' berpelat nomor AD-9515-AD dan duduk di belakang sopir.
Saat detik-detik bus keluar dari halama Balai Kota Solo, Rudy sempatkan diri melambaikan tangan membuka jendela sebagai tanda perpisahan kepada PNS dan warga yang melihat.
Adapun ada banyak PNS yang mengantarkannya ke rumah, di antaranya mobil dinas pribadi sejumlah unit di bagian depan.
Kemudian di belakang bus yang dinaiki Rudy, ada sejumlah Batik Solo Trans (BST) warga merah sejumlah unit.
Upacara Terakhir
Sebelumnya, FX Hadi Rudyatmo mendapat kesempatan menjadi pembina upacara peringatan HUT ke-276 Kota Solo, Rabu (17/2/2021) pagi.
Kesempatan tersebut terasa spesial lantaran bertepatan dengan akhir masa jabatan sebagai Wali Kota Solo yang jatuh 17 Februari 2021.
Rudy tampak mengenakan pakai beskaf warna hitam yang dipadukan blangkon hitam dan jarik coklat.
Tak lupa, tandem Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan, yakni menggunakan masker.
Bagi Rudy, itu bukan menjadi momen perpisahan terhadap dirinya yang sudah purna tugas sebagai Wali Kota Solo.
"Tidak ada perpisahan," ucap dia di hadapan para ASN.
"17 Februari memang setiap tahun diperingati. Ini bukan untuk alasan perpisahan," tegasnya.
Upacara peringatan HUT ke-276 Kota Solo itu dihadiri para perangkat Pemkot Solo.
Adapun tarian 'Apratihata Mahambara' ditampilkan dalam upacara tersebut sebagai pembuka rangkaraian acara.
Rudy menuturkan dirinya tetap memberikan pelayanan bagi masyarakat ketika tak lagi menjabat.
"Yang ada saya dan pak Purnomo tetap memberikan pelayanan di luar rumah besar yang namanya Pemerintah Kota," tutur dia.
"Saya dan pak Pur tidak kemana-mana tetap di Kota Solo," tambahnya. (*)
Source | : | Tribunnews.com,TribunSolo.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar